“Spider-Man” Asal Mali Jadi Anggota Pemadam Kebakaran Paris

Mamoudou Gassama, 22, from Mali, meninggalkan Istana Elysee setelah bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron, di Paris, Perancis, 28 Mei 2018.

Imigran asal Mali yang dijuluki sebagai “Spider-Man” setelah memanjat sebuah gedung apartemen di Paris untuk menyelamatkan seorang anak laki-laki yang tergantung-gantung di balkon, mulai bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran di kota itu.

Mamoudou Gassama, yang berusia 22 tahun, menarik perhatian internasional ketika ia memanjat empat lantai di bagian luar apartemen itu untuk menyelamatkan seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang keluar balkon dan tergantung-tergantung penuh bahaya di atas sebuah jalan.

Ketika itu VOA sempat mewawancarai Gassama, yang menggambarkan apa yang terjadi. Ia mengatakan ia dan pacarnya baru saja memesan makanan ketika melihat kerumuman orang di luar.

“Sebelum kami mulai makan, saya melihat kerumunan di luar. Sejumlah orang menjerit, beberapa orang membunyikan klakson mobil. Saya keluar dan melihat seorang anak bergantung di lantai empat,” ujarnya kepada VOA. “Syukurlah saya dapat memanjat untuk menyelamatkannya. Ketika saya mulai memanjat, saya semakin berani untuk naik dan menyelamatkannya,” kata Gassama menambahkan.

Setelah berhasil mencapai anak itu, dan polisi menarik mereka berdua ke dalam sebuah ruangan, “Saya mulai gemetaran dan tidak bisa berdiri. Saya sangat terguncang dengan apa saya lakukan,” ujar Gassama.

Segera setelah video kepahlawanan Gassama viral di media sosial, ia diundang untuk bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron di Istana Elysee. Macron menawarkan kewarganegaraan Perancis kepada imigran yang tidak berdokumen itu, menganugerahkannya medali emas untuk keberanian dan menawarkannya menjadi petugas pemadam kebakaran.

Gassama mengatakan kepada VOA ia meminta tolong pada pemimpin Perancis itu. “Saya mengatakan kepadanya saya meninggalkan Mali lewat Burkina Faso, Niger dan terus melalui Sahara. Kemudian saya tiba di Libya dimana saya menghabiskan beberapa lama untuk menemukan cara menuju ke Italia,” ujarnya.

“Pertama kali saya mencoba naik perahu, saya ditangkap otorita berwenang dan dipenjara, kemudian dideportasi ke Niger. Saya mencoba untuk kedua kalinya. Syukurlah saya berhasil mencapai Italia,” kata Gassama menambahkan.

“Saya berdoa agar Tuhan membantu imigran-imigran lain dengan cara yang sama Ia membantu saya. Siapapun migran itu, saya berdoa agar mereka berhasil. Mereka yang berada di padang Sahara, semoga Tuhan membantu mereka melewatinya. Mereka yang berada di laut, semoga Tuhan membantu mereka agar selamat,” ujar Gassama kepada VOA.

Macron, yang mendukung RUU untuk memperketat undang-undang imigrasi Perancis, mengatakan tidak ada kesenjangan antara menganugerahkan Gassama karena tindakan beraninya dengan sikap tegas pada imigrasi. [em/al]