Rakyat Sri Lanka pada Kamis (14/7) menunggu pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa, yang melarikan diri ke Maladewa di tengah-tengah protes yang dipicu oleh krisis ekonomi.
Rajapaksa telah menyatakan ia akan mengundurkan diri pada Rabu malam.
Para demonstran berkumpul pada Rabu di luar gedung parlemen Sri Lanka, di mana petugas keamanan menembakkan gas air mata.
Menurut Reuters, PM Ranil Wickremesinghe memberlakukan jam malam di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, hingga Jumat pagi, dalam upaya mencegah kerusuhan lebih lanjut.
BACA JUGA: Presiden Sri Lanka Kabur di Tengah Krisis EkonomiWickremesinghe juga menyatakan keadaan darurat nasional.
Para anggota parlemen Sri Lanka mengatakan mereka berencana memilih presiden baru pekan depan yang akan bertugas sepanjang sisa masa jabatan Rajapaksa.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan ia mengikuti dengan cermat situasi di Sri Lanka.
“Penting sekali mengatasi akar penyebab konflik dan keluhan demonstran,” cuit Guterres hari Rabu. “Saya mendesak semua pemimpin partai agar menggunakan semangat kompromi untuk peralihan yang damai dan demokratis.” [uh/ab]