Berbagai bentuk seni dan budaya ditampilkan dalam acara berjudul “Cultural Holiday Event” yang diadakan Srikandi Baltimore pada awal Desember. Ada pergelaran musik, pagelaran fesyen, aneka tari, aneka makanan, pameran kerajinan tangan hingga berbagai jenis asesoris busana dan pakaian seperti batik dan kebaya. Acara tersebut diadakan di Baltimore, kota terbesar di negara bagian Maryland, kurang lebih 65 kilometer ke arah utara dari Washington, D.C.
Leli Kuncoro, Direktur Eksekutif Srikandi Baltimore, mengatakan bahwa acara yang berawal dari nol tersebut merupakan yang pertama di Kota Baltimore. Acara tersebut, katanya, terwujud atas kerja sama yang melibatkan pengusaha kecil setempat, serta sumbangan dana dari para donatur dan tenaga para relawan kerabat pelaksana. Kepada VOA, ia menjelaskan tujuan utama acara ini.
“Acara ini adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia, di Baltimore area, dan kita juga bekerja sama, kolaborasi dengan desainer-desainer lokal di sini, untuk mengadakan fashion show dan acara kultural-budaya di Baltimore City," kata Leli kepada VOA.
Sebagai penanggung jawab acara, Nuri Auger menambahkan bahwa acara tersebut bukan hanya sekadar untuk berkumpul. Namun, juga untuk mendukung dan memberdayakan perempuan sekaligus pengusaha setempat. Hal tersebut merupakan refleksi dari misi dan komitmen Srikandi Baltimore untuk hal yang berguna bagi masyarakat Indonesia dan lokal.
“Selain penanggung jawab acara, saya juga salah satu perancang busana kebaya yang ikut memperagakan kebaya-kebaya yang saya rancang, dan menjahitnya di sini, di Amerika," ujar Nuri.
Acara yang digelar di Gedung Pusat Inovasi Kota Baltimore tersebut menampilkan enam jenis tarian dari berbagai daerah di Indonesia.
“Saya membawakan tari tradisional Bali, daerah asal saya, yang sering ditampilkan dalam acara pembuka atau penyambutan tamu, yaitu tari Panyembrama. Tari ini sendiri berasal dari kata ‘sembrama’ yang berarti sambutan. Kalo dari Bahasa Sansekerta, sambrama berari ‘excitement’ karena rasa senang, joy atau happiness," jelas Ika Inggas, anggota Komunitas Banjar Bali yang hari itu tampil sebagai pembuka acara. Ia membawakan tarian tersebut dengan berduet bersama anaknya.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari kantor gubernur negara bagian Maryland. Christina Poy sebagai menjabat Direktur Administratif Komisi Gubernur Untuk Urusan Warga Amerika Keturunan Asia Pasifik (Administrative Director of the Governor’s Commission on Asian Pacific American Affairs).
Your browser doesn’t support HTML5
Ia mengatakan bahwa lewat organisasi seperti Srikandi Baltimore, kalangan Indonesia dapat terjamin representasinya dalam berbagai acara yang melibatkan komunitas keturunan Asia di negara bagian Maryland. Ketika ditanya seputar pergelaran acara pada “Cultural Holiday Event” tersebut, Christina mengungkapkan ia sangat menyukai acaranya.
Christina mengatakan ia senang akan keberagaman Indonesia, mulai dari budaya, tata busana, bahasa, sama seperti di AS. Jadi, penting menurutnya untuk saling berbagi agar semua dapat menikmati. Ia pun menyukai makanan Indonesia yang beraneka ragam.
Evan, warga AS yang berkunjung ke acara tersebut, mengaku mulai mengenal budaya Indonesia sejak pertama berkenalan dengan calon istrinya. Setelah menikah, ia mendalami segala hal yang berhubungan dengan Indonesia.
Evan mengatakan ia telah mengikuti kelas untuk belajar Bahasa Indonesia, dan mencintai makanan Indonesia, terutama rendang. Ia juga mengaku sangat terpesona dengan tari-tarian Indonesia, karena gerakannya sangat teratur, walau tidak se-flamboyan tari-tarian barat seperti ballet atau hip-hop, tetapi tetap memiliki keindahan sendiri.
Sebagai salah satu relawan yang turut serta menyukseskan acara ini, Linda Tan dipercaya oleh Srikandi Baltimore sebagai manajer panggung dan koordinator acara karena pengalamanya mengikuti berbagai pertunjukan sejak kecil. Ketika ditemui VOA seusai acara, ia berbagi rasa syukur karena semua pengisi acara sangat kooperatif.
“Semua itu berjalan dengan lancar to be honest with you, orang-orang datengnya on-time dan semua kolaborasi dan kerja sama dengan kita dengan baik, Thank God everything run smoothly,” kata Linda.
Acara Cultural Holiday Event tersebut juga dihadiri oleh Sade Bimantara sebagai Chargé d'Affaires ad interim KBRI karena Duta Besar Rosan Roeslani telah purna tugas. Kepada VOA, Sade mengungkapkan pandangannya yang menyamakan Kota Baltimore -- tempat acara ini diadakan -- dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu persamaan tersebut adalah kreativitas.
"Jadi ini kita harapkan ada koneksi di antara dua kota ini dan koneksi yang lebih luas lagi antara Amerika dan Indonesia," ujarnya.
Wakil Duta Besar Sade Bimantara menambahkan bahwa diplomasi budaya itu sangat penting karena Indonesia sangat kaya dan beragam budayanya. Sedangkan di AS, Indonesia sudah mulai banyak dikenal berkat upaya diaspora Indonesia.
Seperti pergelaran oleh Srikandi Baltimore ini, warga AS akan semakin tahu mengenai Indonesia, khususnya budayanya. [aa/ka]