Staf Kebun Binatang Kopenhagen Terima Ancaman Maut Setelah Kematian Jerapah

Jerapah jantan Marius, terbaring tak bernyawa sebelum dibedah di Kebun Binatang Kopenhagen (9/2). (AP/Peter Hove Olesen)

Namun direktur kebun binatang Bengt Holst mengatakan bahwa pembunuhan jerapah itu merupakan keputusan tepat dan ia siap melakukannya pada hewan lain jika diperlukan.
Direktur sains Kebun Binatang Kopenhagen dan staf lainnya telah menerima ancaman-ancaman maut setelah seekor jerapah sehat dibunuh untuk menghindari inbreeding atau perkawinan sedarah di antara hewan berleher panjang tersebut, ujar pihak kebun binatang tersebut, Senin (10/2).

Namun direktur kebun binatang Bengt Holst mengatakan bahwa hal itu merupakan keputusan yang tepat dan ia siap melakukannya pada hewan lain jika diperlukan.

Kematian Marius, jerapah jantan berusia 18 bulan yang ditembak mati Minggu dan kemudian dibedah di depan para pengunjung kebun binatang, telah menimbulkan kehebohan di antara para pencinta binatang di Denmark dan di negara-negara lain.

"Saya mendapat ancaman maut yang ditujukan kepada kebun binatang, saya dan keluarga saya," ujar Holst. Salah satu penelepon tengah malam mengatakan padanya bahwa ia dan keluarganya pantas mati.

Seorang juru bicara kebun binatang mengatakan staf-staf lain juga diancam, namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Jerapah-jerapah Kebun Binatang Kopenhagen merupakan bagian dari program pengembangbiakan internasional yang bertujuan untuk menjaga populasi jerapah sehat di kebun-kebun binatang Eropa dengan menjamin bahwa hanya jerapah yang tidak sedarah yang berkembang biak.

"Jika gen-gen seekor hewan terwakili dalam sebuah populasi, perkawinan lebih jauh dengan binatang tersebut tidak diinginkan," ujar Holst. "Kita dapat menghadapi masalah yang sama dengan gajah jika ada terlalu banyak gajah jantan."

Marius ditembak mati meski ada petisi daring yang ditandatangani ribuang orang untuk menyelamatkannya. Setelah otopsi, beberapa potong daging dari bangkai Marius diumpankan pada binatang lain dan sisanya dikirim ke proyek-proyek riset di Denmark dan negara-negara lain untuk dipelajari.

Camilla Bergvall, wakil ketua organisasi hak binatang Animal Rights Sweden, mengatakan adalah hal yang umum bagi kebun binatang untuk membunuh satwa sehat karena mereka tidak cocok untuk dibiakkan, kurangnya tempat untuk mereka atau kurangnya perhatian publik untuk mereka.

"Kebun-kebun binatang harus memikirkan pendapatan mereka," ujarnya. "Adalah penting untuk memahami bahwa ini tidak hanya tentang Marius. Pembunuhan hewan sehat terjadi cukup sering."

Bergvall mengatakan mempertahankan spesies di kebun-kebun binatang membuat binatang-binatang individual sengsara. Perkembangbiakan binatang untuk dikandangi menciptakan kelompok gen yang terbatas, sebuah masalah yang mengarah pada kematian Marius.

"Hal terbaik adalah untuk tidak mengembangbiakkan binatang supaya dilihat orang," ujarnya. (Reuters)