Setelah berminggu-minggu terputus dari jaringan seluler akibat perang, sebagian warga di Kota Omdurman, Sudan, dapat kembali online berkat koneksi satelit Starlink.
Pemadaman jaringan seluler itu dimulai pada awal Februari di tengah konflik antara berbagai faksi militer yang bersaing, yaitu tentara Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Pemadaman itu memutus akses masyarakat untuk bisa membeli kebutuhan pokok, termasuk makanan, dan memutus akses komunikasi mereka dengan kerabat yang mengungsi.
Selain itu, pengiriman bantuan juga menjadi terhambat.
Tentara Sudan memberikan sebagian akses satelit kepada penduduk di sebuah distrik di Kota Omdurman, tempat mereka membuat kemajuan dalam pertempuran melawan RSF.
Mohamed salah satu yang mengerebungi titik akses internet tersebut.
“Koneksinya sudah hilang selama lebih dari sebulan dan setiap hari orang-orang terus berharap. Yang terakhir kami coba adalah Starlink, tapi ada begitu banyak orang dan begitu banyak tekanan terhada sistemnya, tidak semua orang berhasil mendapatkan koneksi.”
BACA JUGA: Pejabat AS: Persenjataan untuk Pihak yang Bertikai di Sudan ‘Harus Dihentikan’Peperangan telah mengakibatkan kerusakan parah pada sistem perbankan.
Padahal, banyak orang yang bergantung pada aplikasi mobile Bank of Khartoum untuk mengirim uang dan melunasi pembayaran.
“Tidak ada uang tunai di negara ini,” kata Amal Abdu, yang mengatakan dirinya ingin menggunakan aplikasi itu, tapi tidak bisa mengaksesnya.
Sumber-sumber industri telekomunikasi sebelumnya mengatakan bahwa RSF telah mematikan jaringan seluler setelah mengancam akan melakukannya jika tentara Sudan tidak memulihkan koneksi internet di wilayah Darfur di sisi barat.
Jaringan seluler perusahaan telekomunikasi milik negara Sudani telah pulih di beberapa wilayah Sudan, namun sebagian besarnya, termasuk di ibu kota dan sebagian besar wilayah Darfur, masih tetap terputus.
Perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada pertengahan April 2023 di tengah ketegangan soal rencana transisi politik.
Konflik itu telah mengakibatkan krisis kemanusiaan besar-besaran, di mana hampir 6,5 juta orang mengungsi di Sudan. [rd/rs]