NATO hari Rabu (16/2) mengeksplorasi cara-cara baru untuk memperkuat pertahanan negara-negara anggotanya di bagian timur sementara pengerahan militer Rusia yang meningkat di seputar Ukraina memicu salah satu krisis keamanan terbesar di Eropa dalam puluhan tahun.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengemukakan, “NATO bukanlah ancaman bagi Rusia. Kami tetap siap terlibat dalam dialog dan menempuh jalur diplomatik. Tetapi, sementara terus mengupayakan yang terbaik, kami juga harus bersiap untuk kemungkinan yang terburuk.”
Dalam dua hari ini, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berada di markas NATO di Brussels. Ia dan menteri-menteri pertahanan negara-negara NATO membahas waktu dan mekanisme pengiriman pasukan dan peralatan dengan cepat ke negara-negara yang paling dekat dengan Rusia serta wilayah Laut Hitam jika Moskow memerintahkan invasi ke Ukraina.
“AS berkomitmen pada Pasal 5 perjanjian NATO dan juga prinsip-prinsip keamanan kolektif. Jadi, kalian bisa berharap bahwa komitmen itu akan tetap kuat pada masa depan,” kata Austin.
Presiden Vladimir Putin menginginkan NATO, organisasi pertahanan keamanan terbesar di dunia, berhenti berekspansi dan menerima anggota. Ia menuntut agar aliansi pimpinan AS itu menarik pasukan dan peralatan mereka dari negara-negara yang bergabung setelah tahun 1997. Jumlah itu hampir setengah dari 30 peringkat terkuat pasukan NATO.
BACA JUGA: NATO: Tak Ada Bukti Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan UkrainaPersyaratan tersebut tidak dapat diterima oleh NATO. Organisasi itu menjunjung komitmen kebijakan "Pintu Terbuka" bagi negara-negara Eropa yang ingin bergabung, dan klausul pertahanan timbal-balik menjamin bahwa semua anggota akan bersatu membela sekutu yang berada dalam ancaman.
Ukraina bukan anggota dan NATO, sebagai organisasi, tidak bersedia membelanya. Akan tetapi, beberapa negara anggota seperti AS, Inggris, dan Kanada, secara langsung membantu Ukraina.
Tetapi ancaman "biaya besar" yang harus ditanggung Putin jika memerintahkan invasi, sebagian besar dalam bentuk sanksi ekonomi dan politik, yang bukan merupakan tanggung jawab NATO.
Your browser doesn’t support HTML5
Aliansi pertahanan kawasan itu menawarkan Rusia rangkaian pembicaraan keamanan, termasuk pengendalian senjata, namun sejauh ini belum mendapatkan jawaban.
Rusia tidak secara langsung mengancam keamanan negara NATO mana pun, tetapi aliansi itu prihatin akan dampak konflik apa pun di Ukraina, seperti gelombang orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran, melintasi perbatasan Eropa, atau kemungkinan serangan siber dan disinformasi. [mg/ka]