Studi: 1 dari 3 Pasien di 10 Negara Terlambat Memulai Pengobatan HIV

  • Jessica Berman

Seorang penderita AIDS, berbaring di tempat tidur Pusat Perawatan Pasien HIV dan AIDS Mai Hoa Centerdi desa An Nhon Tay, 60 kilometerkota Ho Chi Minh, Vietnam (Foto: dok).

Tim peneliti internasional menemukan sejumlah besar pengidap HIV di 10 negara menunda pengobatan yang menyelamatkan nyawa. Ada banyak manfaat untuk pengobatan dini, kata para ahli, termasuk membatasi penyebaran virus AIDS itu.

UNAIDS telah menetapkan target 90-90-90 dalam menangani epidemi HIV.

Pada tahun 2020, diharapkan 90 persen pengidap virus ini akan mengetahui status mereka, 90 persen akan mendapat terapi antiretroviral (ART) dan 90 persen penderita yang menerima perawatan akan mengalami penekanan virus.

Jika tujuannya diibaratkan ujian sekolah, Haiti, Vietnam, Nigeria, Namibia, Swaziland, Zimbabwe, Mozambik, Tanzania, Uganda dan Zambia sudah gagal sekarang.

Studi yang dipelopori oleh CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS ini mengamati negara-negara di Karibia, Asia, dan Afrika, dan menemukan bahwa sepertiga pasien yang didiagnosa mengidap HIV terlambat mendapat perawatan.

"Jadi beberapa hal penting yang masih perlu dilakukan di negara-negara ini untuk lebih mengurangi prevalensi penyakit yang parah dan inisiasi pengobatan HIV adalah meningkatkan strategi pengujian dan memfasilitasi diagnosis HIV pada stadium dini, dan juga kebijakan pengobatan yang artinya pasien, begitu mereka didiagnosis, memenuhi syarat untuk memulai pengobatan HIV pada hari yang sama," kata Pakar HIV Andrew Auld, Direktur untuk Negara Malawi di CDC.

Pengobatan ARV dengan segera tidak hanya mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, kata Auld, ini juga mengurangi risiko penularan.

Studi sebelumnya menemukan bahwa pengobatan mengurangi risiko penyebaran HIV ke pasangan seksual hingga 96 persen.

Menurut Auld, alasan utama orang menunggu sampai mereka sakit parah untuk menjalani perawatan adalah karena mereka tidak sadar bahwa tindakan cepat dapat meningkatkan peluang mereka bertahan hidup.

"Diagnosis HIV bukan hukuman mati. Pengobatan HIV yang sangat baik tersedia dan orang dapat hidup lama, sehat, dan produktif jika mereka mematuhi pengobatan HIV. Dan itu akan meningkatkan permintaan untuk layanan pengujian dan perawatan," kata Auld.

Kabar baiknya, kata Auld, antara tahun 2004 dan 2015, persentase orang yang menerima pengobatan dini untuk HIV di delapan negara meningkat, dalam beberapa kasus, hampir 40 persen.

Penelitian tersebut, yang mengkaji lebih dari 694.000 catatan medis orangberusia 15 tahun ke atas itu, dipublikasikan dalam jurnal Morbidity and Mortality Weekly. [as/lt]