Di kota Manica di Mozambik tengah, seorang anak berusia 11 tahun sedang hamil empat bulan. Kepada VOA, gadis tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan bahwa dia selamat dari pemerkosaan dan dipaksa menikah.
“Saya berada di rumah ibu saya. Dia tiba, mendobrak pintu dan membawa saya ke sini, ke Mozambik dari Zimbabwe. Dia memperkosa saya. Dia merenggut keperawanan saya dan membuat saya hamil.”
Di Mozambik, usia minimum untuk menikah adalah 18 tahun. Namun sebuah penelitian baru yang dirilis pada bulan Juli lalu oleh Institut Statistik Nasional menunjukkan bahwa 4 dari 10 perempuan telah menikah sebelum usia tersebut. Perkawinan prematur ini sering kali mengakibatkan kehamilan. Tiga persen perempuan yang melakukan perkawinan dini menjadi ibu pada usia 14 tahun.
Pada tahun 2021, pada usianya yang ke-16, Poni Francis memutuskan untuk meninggalkan pernikahannya. Suaminya menolak menerima perpisahan itu dan menyewa beberapa orang untuk membunuhnya.
“Ketika saya meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah bersama dua gadis lain, kami melihat dua pria di jalan, pria yang lebih tua. Yang satu melepas bajunya, menyembunyikan pisaunya. Yang lebih muda kemudian menunjukkan pisaunya. Mereka mengatakan kedua gadis lain boleh pergi, tetapi saya harus tetap di sana. Saya tetap di sana tapi mulai berpikir dan berlari. Saya menjatuhkan buku dan pena yang saya pegang. Mereka menangkap saya dan menikam saya. Mereka menikam satu mata saya, dan sekarang saya hanya bisa melihat dengan satu mata,” ungkap Francis.
BACA JUGA: Jokowi Lakukan Kunjungan Perdana ke Empat Negara di AfrikaLuka yang dialami Poni Francis sangat parah sehingga dia harus belajar kembali cara berjalan, berbicara, dan memercayai orang lain.
Para penyerang divonis bersalah pada bulan Juni, sebuah kemenangan tidak hanya bagi Poni Francis tetapi juga bagi perjuangan melawan pernikahan dini, jelas Anchia Mulima, koordinator organisasi Lemusica, yang mendukung anak perempuan dan remaja seperti Poni Francis selama masa pemulihan dan memberikan layanan hukum.
“Keputusan itu adalah salah satu hal positif yang diberikan tahun 2023 kepada kami. Selamat kepada Lemusica karena kami dapat berjuang hingga pengadilan menganggap kami benar dan menyetujui bahwa gadis ini berhak memenangkan kasus tersebut,” kata Mulima.
Kemiskinan, norma-norma budaya dan penerapan undang-undang perkawinan yang tidak efisien memperburuk masalah perkawinan dini di Mozambik, kata Mulima.
Your browser doesn’t support HTML5
Kadang-kadang orang tua dari gadis-gadis yang diselamatkan oleh Lamusica dari pernikahan dini memaksa mereka kembali terikat dengan laki-laki yang lebih tua sebagai pembayaran utang atau sebagai imbalan mahar, tambah Mulima.
“Kami memantau situasi para orang tua karena merekalah yang menjual anak-anak gadis mereka,” tukasnya.
Statistik nasional menunjukkan bahwa meskipun sudah puluhan tahun berjuang melawan pernikahan dini dan kehamilan dini, Mozambik masih harus berupaya menyelesaikan kedua masalah tersebut. [lt/ka]