Mengganti separuh dari produk daging babi, ayam, daging sapi dan susu yang kita konsumsi dengan produk nabati bisa mengurangi emisi gas rumah kaca global dari pertanian. Ini juga bisa mengurangi penggunaan lahan terkait hingga hampir sepertiganya, dan secara virtual menghentikan musnahnya hutan, demikian menurut penelitian yang diterbitkan, Selasa (12/9).
Pertumbuhan populasi dan pendapatan yang lebih tinggi diperkirakan akan meningkatkan permintaan global terhadap produk-produk penting hewani ini, yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan.
Hutan ditebangi untuk memberi jalan bagi ternak dan biji-bijian yang dibutuhkan untuk memberi makan hewan, sementara sapi mengeluarkan metana, gas rumah kaca yang mempunyai efek pemanasan yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida.
Your browser doesn’t support HTML5
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini menggunakan model untuk menganalisa dampak perubahan pola makan di seluruh dunia menuju alternatif nabati selain daging babi, sapi, ayam, dan susu dengan nilai gizi yang sama.
Laporan ini menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca yang terkait dengan pertanian dan penggunaan lahan bisa dikurangi sebesar 31 persen pada tahun 2050 dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun 2020 jika konsumsi dikurangi separuhnya.
Dalam skenario tersebut, jumlah lahan yang diperuntukkan bagi pertanian turun sebesar 12 persen dan bukannya terus bertambah.
Luas hutan dan lahan alami lainnya akan tetap sama seperti pada tahun 2020, karena lahan yang diperuntukkan bagi peternakan dan produksi pakan akan lebih hemat dibandingkan pembakaran atau pembukaan lahan.
Peningkatan penggunaan nitrogen untuk tanaman hampir separuh dari tren yang diperkirakan, sementara penggunaan air turun 10 persen. [my/jm]