Konsumsi kacang selama kehamilan tidak lagi disebut sebagai penyebab anak nantinya alergi terhadap kacang dan makanan mengandung kacang.
Ibu hamil selama ini disarankan untuk menghindari makan kacang selama kehamilan dan menyusui, untuk mengurangi risiko anak nantinya alergi terhadap kacang. Tapi sebuah studi baru mengindikasikan larangan tersebut tak lagi berlaku, dan makan kacang selama kehamilan justru akan mengurangi risiko tersebut.
Lembaga American Academy of Pediatrics mendukung diet bebas kacang bagi ibu hamil pada tahun 2000, untuk mengurangi paparan terhadap penyebab alergi. Alergi terhadap kacang memang tidak lazim di tanah air, tapi di Amerika Serikat, kasus alergi terhadap kacang terus meningkat bahkan naik tiga kali lipat selama 15 tahun terakhir. Diperkirakan 1,4 persen anak di AS alergi terhadap kacang, walaupun rekomendasi tersebut telah diterapkan selama kurang lebih satu dasawarsa. Lembaga tersebut menarik rekomendasinya tahun 2008.
Para ilmuwan di Boston Children's Hospital memantau lebih dari 8.000 anak yang ibunya melaporkan diet mereka selama kehamilan. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang ibunya tidak alergi kacang dan memakan kacang lebih dari lima kali semunggu atau lebih, memiliki risiko alergi kacang yang terendah.
Studi ini, yang diterbitkan di jurnal JAMA Pediatrics, mendukung hipotesis bahwa "paparan terhadap alergen meningkatkan toleransi dan menurunkan risiko alergi anak terhadap makanan tertentu." Salah satu penulis utama studi, Michael Young, menggarisbawahi bahwa walaupun data tidak menunjukkan bahwa memakan kacang selama kehamilan tidak mencegah alergi, "kita dapat mengatakan bahwa konsumsi kacang selama kehamilan tidak menyebabkan alergi terhadap bagi anak-anak."
Lembaga American Academy of Pediatrics mendukung diet bebas kacang bagi ibu hamil pada tahun 2000, untuk mengurangi paparan terhadap penyebab alergi. Alergi terhadap kacang memang tidak lazim di tanah air, tapi di Amerika Serikat, kasus alergi terhadap kacang terus meningkat bahkan naik tiga kali lipat selama 15 tahun terakhir. Diperkirakan 1,4 persen anak di AS alergi terhadap kacang, walaupun rekomendasi tersebut telah diterapkan selama kurang lebih satu dasawarsa. Lembaga tersebut menarik rekomendasinya tahun 2008.
Para ilmuwan di Boston Children's Hospital memantau lebih dari 8.000 anak yang ibunya melaporkan diet mereka selama kehamilan. Mereka menemukan bahwa anak-anak yang ibunya tidak alergi kacang dan memakan kacang lebih dari lima kali semunggu atau lebih, memiliki risiko alergi kacang yang terendah.
Studi ini, yang diterbitkan di jurnal JAMA Pediatrics, mendukung hipotesis bahwa "paparan terhadap alergen meningkatkan toleransi dan menurunkan risiko alergi anak terhadap makanan tertentu." Salah satu penulis utama studi, Michael Young, menggarisbawahi bahwa walaupun data tidak menunjukkan bahwa memakan kacang selama kehamilan tidak mencegah alergi, "kita dapat mengatakan bahwa konsumsi kacang selama kehamilan tidak menyebabkan alergi terhadap bagi anak-anak."