Studi Penalti: Pemain Sebaiknya Abaikan Penjaga Gawang

  • Victor Pattianakota

Nelson Haedo Valdez (kiri) Edgar Barreto (tengah) dan Enrique Vera (kanan) merayakan kemenangannya setelah memenangkan adu penalti melawan Jepang.

Jepang dan Paraguay menjadi dua tim pertama yang harus bertarung dalam duel penalti di Piala Dunia 2010 ini. Sebuah studi ilmiah dari Universitas Exeter di Inggris memberikan saran yang tidak lazim untuk meningkatkan peluang para pemain mencetak gol lewat penalti. Wartawan VOA, Steve Schy, mewawancarai sang psikolog pemimpin studi ini.

Spesialisasi Greg Wood, psikolog di Universitas Exeter, adalah bagaimana kecemasan mempengaruhi perhatian visual. Dalam studi baru-baru ini, ia mengamati mekanisme bagaimana rasa cemas mempengaruhi pemain yang bersiap-siap mengambil tendangan penalti dalam pertandingan sepakbola.

Untuk studi itu, Wood melacak gerakan mata para pemain yang bersiap-siap melakukan tendangan penalti dan menempatkan para pemain di bawah kondisi kecemasan “tingkat rendah” dan “tingkat tinggi.”

“Kami mendapati apabila mereka cemas, mereka kemungkinan lebih fokus dan khawatir akan tindakan penjaga gawang, dan melihat penjaga gawang cepat dan untuk waktu lama.”

Wood mengatakan ada kaitan antara ke arah mana penendang melihat dan gerakan motorik yang membimbing mereka ke mana mereka mengarahkan bola itu karena orang cenderung terfokus pada lingkungan yang tampaknya lebih mengancam. Bagi seorang penendang penalti, penjaga gawang adalah ancaman, jadi studi ini juga mengamati bagaimana cara penjaga gawang membuat diri mereka terlihat lebih mengancam untuk meningkatkan keberhasilan mereka.

“Jadi kami menempatkan penjaga gawang yang hanya diam di tempat atau menempatkan penjaga gawang yang sibuk bergerak dan mengayunkan tangannya. Kami mendapati apabila penjaga gawang bergerak, besar kemungkinan membuat penendang penalti mengarahkan bola ke tengah gawang sehingga lebih mudah ditangkap penjaga gawang.”

Tapi apakah usaha penjaga gawang untuk mengganggu konsentrasi pemain sesuai dengan standar fair play?

“Baik dalam bidang olahraga atau bukan, saya kira sekarang ini, para atlet berusaha keras untuk mendapatkan kesempatan supaya bisa menang. Ini tidak melanggar aturan, jadi saya pikir tidak ada masalah untuk melakukannya”

Adu penalti bisa jadi faktor kunci dalam Piala Dunia di Afrika Selatan. Sejak diperkenalkan tahun 1982 untuk menyelesaikan pertandingan yang berakhir seri setelah tambahan waktu, ada 20 adu penalti dalam tujuh turnamen Piala Dunia. Ini termasuk adu penalti dalam partai final, yang menentukan juara di tahun 1994 dan 2006.

Jadi saran terbaik, paling tidak dari hasil studi Exeter, adalah penendang harus fokus ke mana mereka ingin mengarahkan bola dan mengabaikan penjaga gawang.

Greg Wood sendiri menjagokan Inggris, yang sudah tersingkir oleh tim panser Jerman dalam babak 16 besar, tanpa harus melalui adu penalti.