Studi: Penangkapan Ikan Global secara Drastis Tidak Dilaporkan

  • Steve Herman

Para nelayan memilih ikan di pelabuhan Muara Baru di Jakarta, Indonesia, 13 Januari 2016.

Jumlah penangkapan ikan di dunia yang dilaporkan ternyata terlalu rendah sampai 30 persen, kesalahan ini beresiko signifikan terhadap lingkungan dan negara-negara maritim, menurut sebuah studi jangka panjang yang dirilis hari Selasa (19/1).

Perkiraan baru menyatakan hasil tangkapan ikan global tahunan kira-kira 109 juta metrik ton, 32 juta lebih tinggi dibandingkan yang dilaporkan oleh negara-negara setiap tahun, menutupi "penurunan memburuk" dari sumber daya laut.

Negara-negara melaporkan hasil tangkapan industri perikanan mereka kepada Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), tapi laporannya tidak termasuk tangkapan nelayan tradisional, pemancingan untuk rekreasi dan penangkapan untuk dikonsumsi sendiri.

Tetapi data komersial yang tersedia menyesatkan, kata profesor perikanan Daniel Pauly di University of British Columbia di Kanada.

Pauly mengatakan, "Misalnya, kapal pukat udang hanya mengumpulkan udang dan ikan hasil tangkapan, dan seringkali delapan sampai sepuluh kali udang hasil tangkapan dibuang."

Pauly, penulis utama studi tersebut, menjelaskan kepada VOA bahwa perkiraan yang lebih baik dari hasil tangkapan global yang sebenarnya akan membantu memastikan ikan-ikan itu akan berkesinambungan untuk masa depan.

"Jumlah tangkapan yang disampaikan oleh negara-negara anggota FAO menunjukkan tangkapan ikan menurun perlahan atau bahkan tetap. Tapi angka kami menunjukkan sejak tahun 1996 terjadi penurunan drastis. Dan jika kita proyeksikan angka ini ke masa depan, dalam beberapa dekade tangkapan ikan akan berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Ini berpotensi bahaya," tambahnya.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Nature Communications, melibatkan 400 peneliti di seluruh dunia yang dipimpin Sea Around Us, kelompok penelitian di Universitas Kanada.

Penelitian ini juga mengungkapkan beberapa hasil yang mengejutkan, ujar Pauly di UBC.

Pauly mengatakan, "Di Afrika Barat, jumlahnya sangat menakjubkan, kapal-kapal nelayan asing dari Eropa dan Asia berperan besar dalam penangkapan legal ataupun illegal, dan bersaing dengan nelayan lokal. Di sisi lain, di Amerika, Australia dan beberapa negara berkembang, seperti Bahama, tampak jelas jumlah besar penangkapan ikan untuk rekreasi juga tidak pernah dilaporkan kepada FAO."

Para peneliti mengatakan data yang tidak akurat juga menghalangi pengambilan langkah-langkah kebijakan dan pengelolaan perikanan yang efektif. [zb/jm]