Studi: Sepertiga Warga AS Terpapar Tingkat Kebisingan Berbahaya

FILE - Pejalan kaki melintasi Delancey Street saat lalu lintas padat dari Brooklyn memasuki Manhattan melalui Jembatan Williamsburg, 28 Maret 2019, di New York.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan kebisingan tingkat tinggi dalam waktu lama dapat menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Di New York, yang bukan hanya kota terbesar di AS berdasarkan jumlah penduduknya namun juga salah satu kota dengan tingkat kebisingan tertinggi, menghindari kebisingan bisa menjadi tantangan sehari-hari.

Ricky Nguyen tinggal di jantung Pecinan, New York. Hiruk-pikuk yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung telah mengganggu kehidupan sehari-harinya secara drastis.

Kegaduhan yang tak henti-hentinya ini telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memengaruhi dirinya, tetapi juga komunitas lansia Asia yang tinggal di lingkungannya.

Saking penasaran, Nguyen pun sengaja membeli alat pengukur kebisingan. “Saya tidak dapat membayangkan para lansia yang tinggal di gedung sebelah sana. Mereka memiliki jendela yang terbuka dan mereka berbatasan langsung dengan semua kebisingan.”

BACA JUGA: Hari Pendengaran Sedunia: Tak Hanya Lansia, Generasi Muda Kini Alami Penurunan Fungsi Pendengaran


Penelitian terbaru yang melibatkan 130.000 orang yang menggunakan fitur pendeteksi kebisingan di Apple Watch mengungkapkan hasil yang mengkhawatirkan, seperti diungkapkan peneliti utamanya Rick Neitzel, profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Michigan.

“Hasil awal menunjukkan bahwa satu dari tiga orang Amerika berpotensi terpapar pada tingkat suara yang mungkin berbahaya bagi kesehatan mereka,” jelasnya.

Kerumunan berkumpul di bawah papan tanda jalan saat peresmian Little Thailand Way, di wilayah Queens, New York, Sabtu, 24 September 2022.

Yang mengejutkan dari hasil penelitian itu, orang-orang kulit hitam atau hispanik cenderung memiliki paparan kebisingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok ras dan etnis lainnya.

Dalam studi terpisah, para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts berhasil menemukan hubungan antara paparan kebisingan yang berkepanjangan dengan masalah kesehatan yang signifikan, yang berpotensi menyebabkan kematian.

Michael Osborne adalah ahli jantung di rumah sakit itu yang menjadi peneliti utama studi kebisingan. “Dari data kami dan penelitian-penelitian lain, nampaknya kebisingan merupakan faktor risiko independen terhadap perkembangan penyakit kardiovaskular. Namun, tidak banyak orang yang mengetahuinya,” jelasnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Studi: Sepertiga Warga AS Terpapar Tingkat Kebisingan Berbahaya


Studi yang dilakukan Osborne dan timnya juga menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat kebisingan transportasi yang tinggi, seperti dekat bandara, memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung berat.

Hubungan kebisingan dengan gangguan jantung memang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun, fakta bahwa polusi suara menggangu kesehatan bisa semakin mendorong pemerintah federal AS untuk menetapkannya sebagai polusi yang tidak kalah berbahayanya dengan polusi udara. [ab/uh]