Sebuah penelitian, Senin (9/11), menemukan fakta penyintas Covid-19 memiliki risiko besar terkena penyakit gangguan mental. Penelitian besar tersebut menemukan 20 persen dari mereka yang terinfeksi virus corona didiagnosis memiliki gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari.
Reuters mengutip penelitian mengenai masalah kesehatan mental, melaporkan bahwa kecemasan, depresi, dan insomnia adalah yang paling umum terjadi di antara pasien Covid-19 yang berhasil sembuh. Para peneliti juga menemukan adanya risiko demensia yang jauh lebih tinggi.
“Orang-orang khawatir bahwa penyintas Covid-19 akan berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan mental, dan temuan kami ... menunjukkan kemungkinannya,” kata Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford Inggris.
Harrison mengatakan dokter dan ilmuwan di seluruh dunia perlu segera menyelidiki penyebabnya dan mengidentifikasi perawatan baru untuk penyakit mental pasca Covid-19.
BACA JUGA: Pfizer Laporkan Vaksin Covid-19 90% Efektif dalam Uji CobaStudi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry, menganalisis catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat, termasuk lebih dari 62 ribu kasus Covid-19.
Para peneliti mengatakan, dalam tiga bulan setelah dites positif Covid-19, satu dari lima orang yang kembali sehat, tercatat memiliki diagnosis terkait kecemasan, depresi, atau insomnia.
Pakar kesehatan mental yang tidak terlibat langsung dengan penelitian tersebut mengatakan temuannya menambah bukti yang berkembang bahwa Covid-19 dapat memengaruhi otak dan pikiran, meningkatkan risiko berbagai penyakit kejiwaan.
"Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi stres psikologis yang terkait dengan pandemi khusus ini dan efek fisik dari penyakit tersebut," kata Michael Bloomfield, konsultan psikiater di University College London.
Simon Wessely, profesor psikiatri regius di King's College London, mengatakan mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental juga berisiko lebih tinggi terkena Covid-19. [ah/au]