Manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari hidup kita untuk tidur. Namun beberapa hewan ternyata masuk ke dalam golongan makhluk yang kurang tidur, seperti halnya gajah laut.
Para peneliti dalam sebuah studi terbaru menemukan kebiasaan tidur yang tidak biasa dari spesies anjing laut itu. Studi tersebut menemukan bahwa selama perjalanan mencari makan di Samudra Pasifik yang dapat berlangsung selama tujuh bulan, mamalia laut yang besar itu hanya tidur selama dua jam sehari. Mereka bangun dari tidur siang masing-masing sekitar 10 menit saat melakukan penyelaman di laut untuk menghindari predator. Satu-satunya mamalia lain yang diketahui kurang tidur adalah gajah Afrika.
Durasi tidur anjing laut selama perjalanan laut ini berbeda secara signifikan saat masuk musim kawin. Pada saat itu mereka dapat tidur selama 10 jam sehari di tempat-tempat seperti Pantai Año Nuevo di California.
Para peneliti memasang tutup karet sintetis tahan air non-invasif di kepala anjing laut dengan sensor untuk memantau sinyal tidur yang dihasilkan oleh otak, detak jantung, lokasi, dan kedalaman. Para peneliti memusatkan perhatian pada anjing laut betina karena mereka ikut dalam perjalanan laut yang panjang sementara para pejantan mencari makan di perairan pesisir.
Studi tersebut mendokumentasikan perilaku tidur yang tidak biasa.
Selama penyelaman yang berlangsung sekitar 30 menit, gajah laut masuk ke tahap tidur nyenyak yang disebut tidur gelombang lambat sambil mempertahankan lintasan ke bawah yang terkendali. Ketika mereka kemudian mengalami tidur dengan gerakan mata cepat (rapid-eye-movement/REM), tahap yang menyebabkan kelumpuhan tidur, gajah laut itu melayang ke "spiral tidur,” terbalik dan kadang-kadang berakhir tidak bergerak di dasar laut.
"Kemudian, pada titik terdalam dari penyelaman tidur mereka, hingga kedalaman 377 meter, mereka bangun dan berenang kembali ke permukaan," kata Jessie Kendall-Bar, seorang peneliti Institusi Oceanografi Universitas California. Ia adalah penulis utama studi tersebut yangditerbitkan pada minggu ini di jurnal Science.
BACA JUGA: Gajah Laut Suka Menyebrang, Jalan Utama di California Utara Terancam DitutupSpesies ini adalah anjing laut terbesar kedua di dunia, hanya dikalahkan oleh gajah laut selatan. Gajah laut utara jantan dapat mencapai panjang empat meter dan berat hingga 2.000 kg, dan betina mencapai panjang sekitar tiga meter dengan berat 590 kg.
Gajah laut memakan ikan dan cumi-cumi dalam jumlah besar. Terlepas dari ukurannya, mereka rentan terhadap hiu dan paus pembunuh.
"Sungguh luar biasa bahwa hewan liar akan mengalami tidur REM yang dalam dan melumpuhkan ketika ada pemangsa yang sedang berburu. Gajah laut menyelesaikan masalah ini dengan tidur nyenyak di bagian dalam lautan di mana pemangsa biasanya tidak memburu mereka," kata rekan penulis studi Terrie Williams, Direktur Universitas Calidornia, Lab Neurofisiologi Komparatif Santa Cruz.
“Kemampuan otak untuk bertindak sebagai saklar utama untuk membangunkan anjing laut yang sedang tidur di kedalaman sebelum mereka tenggelam juga merupakan mengungkap ketepatan saraf otak mamalia. Bayangkan jika manusia yang sedang tidur tiba-tiba terbangun di dasar kolam dan harus mencari jalan keluar. Itu mengerikan dan berbicara tentang kontrol bertahan hidup yang luar biasa dari otak anjing laut,” tambah Williams.
Para peneliti juga mengamati gajah laut yang tidur di laboratorium dan di Pantai Año Nuevo.
"Sangat damai menghabiskan waktu di pantai menyaksikan anjing laut tidur. Saya telah menghabiskan beberapa hari di Año Nuevo mencatat saat gajah laut menahan napas selama 10 menit setiap kali, bahkan di darat," kata Kendall-Bar.
"Akan ada kesunyian total kecuali angin menderu dan kemudian, tiba-tiba, dengusan anjing laut muncul setelah mengalami sleep apnea 10 menit," tambah Kendall-Bar. "Surfaktan paru-parunya, lapisan lengket pada sistem pernapasan untuk memfasilitasi paru-paru, kolaps saat berada di kedalaman, keluar dari hidungnya saat ia mengambil beberapa napas sebelum kembali tertidur,” tukasnya. [ah/ft]