Dingo adalah sejenis hewan liar khas Australia yang merupakan turunan dari serigala Asia selatan. Mereka jarang menggongong, tetapi cenderung melolong. Mereka diperkirakan tiba di daratan Australia bersama para pelaut Asia kurang lebih 3.500 tahun yang lalu.
Di pegunungan pasir merah Gurun Strzelecki, tepatnya di bagian tengah Australia, dibangun sebuah pagar pembatas sepanjang 5.600 kilometer untuk membatasi wilayah jelajah dingo. Sebuah penelitian terhadap pagar pembatas tersebut telah menunjukan apa yang terjadi apabila suatu pemangsa utama disingkirkan.
Adrian Fisher, seorang dosen pengajar ilmu penginderaan jarak jauh di Universitas New South Wales, mengatakan melalui penelitian gambar satelit selama 32 tahun, nampak dinamika lapisan vegetasi yang berbeda pada kedua belah sisi pagar pembatas.
Adrian mengatakan, di sisi sebelah pagar yang jarang dihuni dingo, ditemukan lebih banyak binatang kanguru memamah biak yang mengurangi lapisan rumput pada daerah tersebut..
Adrian Fisher juga mengatakan bahwa terlalu banyaknya lapisan rumput yang dimakan oleh kanguru akan merusak kualitas tanah, hingga menyebabkan dataran tersebut lebih rawan terhadap erosi. Menurutnya, keberadaan dingo tidak hanya menjaga populasi kanguru tetap terkendali, tetapi juga dapat membatasi kerusakan ekologis yang disebabkan oleh hama liar.
Adrian mengatakan, jelas keberadaan dingo tersebut menjaga angka kanguru tetap rendah, dan di mana ada dingo, di situ akan lebih berkurang populasi rubah dan kucing liar. Ini berarti di luar pagar tersebut umumnya terdapat mamalia kecil endemik, seperti tikus-tikus lompat. Bersamaan dengan gambar-gambar satelit, penelitian ini jelas menunjukan bahwa penyingkiran binatang pemangsa teratas itu telah berakibat luas pada lanskap dan keanekaragaman hayati. Untuk dapat memulihkan dan melestarikan ekosistem tersebut, peran dingo yang penting ini perlu diakui.
Your browser doesn’t support HTML5
Pagar tersebut dibangun di Australia pada awal abad ke-20 untuk membantu melindungi peternakan domba. Apabila sebagian dari pagar tersebut dibongkar, maka industri peternakan dapat terancam, tetapi para penulis penelitian universitas tersebut berharap akan ditemukan suatu keseimbangan yang dapat memulihkan ekosistem dan melindungi peternakan.
Penelitian Universitas New South Wales tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal “Landscape Ecology.” [aa/lt]