Sudah Penuh! Destinasi Populer Berjuang Atasi Ledakan Wisata

Turis berjalan di jalanan dekat Pagoda Yasaka (belakang) saat berkunjung ke kota Kyoto, 13 Januari 2025. (PAUL MILLER / AFP)

Sejumlah magnet wisata seperti Kyoto, yang pada Selasa (14/1) mengumumkan rencana menaikkan pajak penginapan, dan Venesia, sedang berupaya menangani lonjakan jumlah pengunjung.

Berikut beberapa langkah yang ditempuh di berbagai belahan dunia untuk meredam kepadatan pantai dan kemacetan di jalanan.

Kota Tersendat

Venesia, salah satu destinasi wisata top dunia, berupaya membatasi kunjungan ke pusat bersejarahnya dengan memberlakukan biaya masuk untuk pelancong harian (day tripper).

Setelah diberlakukan selama 29 hari antara April dan Juli 2024, periode berbayar tersebut diperpanjang tahun ini hingga 54 hari.

Roma juga membatasi kerumunan di sekitar air mancur ikonis Trevi Fountain, hanya mengizinkan 400 pengunjung per hari; jauh lebih sedikit ketimbang 12.000 orang yang sebelumnya bisa memadati kawasan itu. Pejabat setempat juga mempertimbangkan untuk menerapkan biaya masuk.

Para wisatawan menikmati perjalanan naik gondola di Venesia, Italia, Kamis, 25 April 2024. (Luca Bruno/AP)

Di Spanyol, negara tujuan wisata paling populer kedua di dunia setelah Prancis, beberapa kota yang kian sesak telah mengambil langkah demi menenangkan warganya yang merasa terganggu.

Kota pesisir San Sebastian di wilayah Basque kini membatasi jumlah rombongan turis hingga 25 orang, dan pemandu wisata dilarang memakai pengeras suara.

Sementara di Barcelona, kota pesisir Mediterania, jumlah rombongan wisata dibatasi maksimal 20 orang tanpa menggunakan megafon.

Batasi Kapal Pesiar

Permata Laut Adriatik, Dubrovnik di Kroasia, mengalami lonjakan besar jumlah wisatawan semenjak serial "Game of Thrones" mengambil gambar di benteng tembok abad pertengahan kota itu pada 2011.

Wisatawan menikmati suasana di pantai Dubrovnik, Kroasia, 13 Agustus 2021. (Darko Bandic/AP)

Pada 2019, otoritas setempat membatasi kedatangan kapal pesiar maksimal dua per hari, dengan total penumpang tidak lebih dari 4.000 orang pada saat yang sama.

Amsterdam, dengan berbagai inisiatifnya dalam mengatasi wisatawan berlebih, berjanji akan mengurangi separuh jumlah kapal pesiar sungai yang masuk ke kota itu dalam lima tahun mendatang.

Maya Bay: Surga yang Terkikis

Teluk Maya di Pulau Koh Phi Phi Ley, Thailand, terkenal berkat film “The Beach” yang dibintangi Leonardo DiCaprio. Kawasan ini porak-poranda setelah kedatangan turis massal hingga 4.000 pengunjung per hari.

Teluk Maya di provinsi Krabi, Thailand, 3 Januari 2022. (Athit Perawongmetha/REUTERS)

Untuk memulihkan terumbu karang yang rusak, pantai tersebut ditutup hampir empat tahun sejak 2018. Barulah pada 2022 dibuka kembali dengan aturan ketat bagi wisatawan.

Gua Lascaux: Replika demi Konservasi

Ditemukan pada 1940, Gua Lascaux di Prancis disebut “Sistine Chapel”-nya seni prasejarah, menyimpan hampir 2.000 lukisan. Sejak 1963, turis dilarang masuk ke situs aslinya karena napas pengunjung mengeluarkan karbondioksida yang merusak lukisan.

Namun, tiga replika yang dibangun antara 1983 hingga 2016 memungkinkan orang menyaksikan kemegahan lukisan gua sembari melestarikan lokasi aslinya.

Biaya Masuk Gunung Fuji

Selain Kyoto, otoritas Jepang juga mengambil langkah membatasi akses ke Gunung Fuji. Mereka memberlakukan biaya masuk sebesar 2.000 yen (sekitar 200.000 rupiah) dan menerapkan batas harian bagi pendaki.

Pada Mei 2024, otoritas di sebuah kota dekat Gunung Fuji memasang penghalang besar di lokasi populer dekat sebuah toko swalayan sebagai upaya mencegah orang-orang berhenti hanya untuk mengambil foto. [th/jm]