Presiden Taiwan Lai Ching-te berencana singgah di Hawaii dan mungkin Guam untuk mengunjungi sekutu diplomatik Taipei di Pasifik dalam beberapa minggu mendatang.
Rencana perjalanan sensitif yang dilakukan tak lama setelah pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat itu diungkapkan oleh sejumlah sumber kepada kantor berita Reuters.
Lai, yang memenangi pemilu pada Januari, belum pernah melawat ke luar negeri sejak menjabat pada Mei. China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya, menganggap Lai sebagai seorang “separatis” dan selalu menolak interaksi apa pun antara pemerintah Taiwan dan pejabat asing.
Enam sumber yang mengetahui kunjungan tersebut, yang tidak mau diunggkap namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Lai berencana singgah di Hawaii sebagai bagian dari perjalanan ke luar negeri yang akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang.
BACA JUGA: Taiwan Laporkan Peningkatan Aktivitas Militer China Jelang Pemilu ASEmpat sumber menambahkan persinggahan di wilayah Amerika di Guam juga sedang dibahas. Hawaii dan Guam adalah rumah bagi pangkalan militer utama Amerika.
Dua sumber mengatakan bahwa persinggahan tersebut akan menjadi bagian dari kunjungan Lai ke sekutu diplomatik Taiwan di Pasifik.
Negara-negara Pasifik seperti Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Palau adalah tiga dari 12 negara tersisa yang mempertahankan hubungan formal dengan Taipei. Reuters tidak dapat menentukan secara pasti negara mana yang akan dikunjungi Lai dan tanggal kunjungannya.
Kantor kepresidenan Taiwan mengatakan Lai "saat ini tidak memiliki rencana perjalanan ke luar negeri". Namun jika ia memang punya rencana lawatan, pemerintah akan mengumumkannya pada waktu yang tepat.
Amerika Serikat adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting bagi Taiwan, meskipun kurangnya pengakuan diplomatik formal.
"Kami merujuk Anda ke pihak berwenang Taiwan untuk mengetahui rencana perjalanan pejabat tinggi Taiwan. Kami tidak punya informasi lebih lanjut mengenai hal ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa posisi pemerintah secara konsisten menentang transit semacam itu. China juga mendesak Amerika Serikat untuk tidak mengizinkan Lai untuk singgah ke wilayah-wilayah tersebut.
BACA JUGA: China Bertekad Tak Hentikan Penggunaan Kekuatan Terhadap TaiwanKunjungan Lai akan dilakukan pada akhir masa pemerintahan Presiden Joe Biden, yang mengatakan pasukan Amerika akan membela Taiwan jika terjadi invasi oleh China.
Presiden terpilih Donald Trump, yang pemerintahan pertamanya sangat mendukung Taiwan, sempat membuat Taipei ketar-ketir dengan pernyataan saat berkampanye bahwa pulau itu harus membayar sebagai imbalan untuk perlindungan dari Amerika.
Sejak saat itu, Trump mencalonkan Marco Rubio yang pro-Taiwan sebagai menteri luar negeri.
Kantor kepresidenan Palau dan Kepulauan Marshall serta pemerintah Tuvalu tidak segera menanggapi permintaan komentar.[ft/rs]