Sebuah surat kabar di Texas telah memposting video mengenai tanggapan polisi terhadap penembakan di sebuah sekolah dasar di Uvalde pada Mei lalu yang menewaskan 19 murid dan dua guru.
Video yang telah disunting yang diposting hari Selasa (12/7) di situs web Austin American-Statesman itu menunjukkan penembak yang berusia 18 tahun, Salvador Ramos, menabrakkan truknya di luar Robb Elementary School pada 24 Mei dan melepaskan tembakan dari senapan serbunya ke sekolah, sementara suara seorang guru berteriak pada murid-muridnya untuk masuk kelas terdengar selama percakapan telepon yang panik ke operator darurat.
Ramos kemudian terlihat memasuki sekolah dan berjalan di lorong-lorong hingga ia memasuki sebuah kelas, disusul oleh suara rentetan tembakan. Polisi baru memasuki sekolah beberapa menit kemudian, dengan beberapa petugas bergegas memasuki kelas sebelum mereka mundur sewaktu lebih banyak lagi suara tembakan terdengar.
Lebih banyak lagi polisi yang memasuki sekolah, beberapa dengan membawa pelindung tubuh. Tetapi video yang telah disunting menunjukkan polisi masih berkumpul di ujung lorong selama 77 menit tanpa melakukan upaya penyelamatan, bahkan setelah lebih banyak lagi tembakan terdengar. Dua petugas Patroli Perbatasan AS akhirnya menyerbu masuk kelas serta menembak mati Ramos untuk mengakhiri pembantaian.
BACA JUGA: Polisi Lewatkan Kesempatan Menembak Pelaku Penembakan di SD TexasKegagalan badan-badan penegak hukum Uvalde untuk segera menghadapi Ramos, serta penyelidikan atas penembakan itu, telah membuat marah para orang tua dan masyarakat Uvalde pada umumnya. Departemen Keselamatan Masyarakat Texas mengeluarkan laporan sebelumnya bulan ini yang mengatakan seorang polisi Uvalde melewatkan kesempatan untuk menembak Ramos sebelum ia memasuki sekolah karena polisi itu menunggu izin dari atasannya.
Statesman mengatakan pihaknya memposting video itu untuk “terus mengungkapkan apa yang terjadi di Robb Elementary, yang telah lama diminta keluarga dan teman para korban Uvalde.” Tetapi Wali Kota Uvalde Don McLaughlin mengecam surat kabar itu dalam pertemuan dewan kota hari Selasa, dengan menyebut penerbitan video itu merupakan “salah satu hal paling pengecut yang pernah saya lihat.”
Ia mengatakan bahwa video itu seharusnya tidak dirilis sebelum dilihat oleh keluarga para korban. [uh/ab]