Pemerintah Suriah akan menyerukan gencatan senjata pada konferensi perdamaian yang diusulkan yang didukung PBB, yang bertujuan untuk mengakhiri perang saudara di negara itu.
Wakil Perdana Menteri Suriah, Qadri Jamil, mengatakan kepada harian Guardian bahwa perang tersebut telah mencapai jalan buntu, dengan mengatakan baik pemerintah maupun pemberontak tidak cukup kuat untuk mengalahkan yang lainnya.
Ia mengatakan kepada surat kabar Inggris tersebut bahwa pemerintah Suriah juga akan mengusulkan “pengakhiran intervensi luar” dan dimulainya “proses politik yang damai” pada konferensi di Jenewa yang sudah lama tertunda itu.
Amerika Serikat dan Rusia telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mempertemukan para anggota pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak dalam yang disebut pembicaraan Jenewa Dua.
Pembicaraan sebelumnya yang dilangsungkan tahun lalu, berakhir dengan kegagalan dengan ketidakhadiran baik pihak pemerintah Suriah maupun pihak pemberontak. Oposisi Suriah yang terpecah telah memboikot pembicaraan tersebut, sampai Presiden Bashar al-Assad mengundurkan diri.
Usaha-usaha internasional untuk menghasilkan solusi politik untuk konflik tersebut telah dihidupkan kembali, setelah tercapainya kesepakatan Amerika-Rusia yang mengharuskan Assad menyerahkan senjata kimianya.
Sebelum munculnya kesepakatan tersebut, Amerika mengancam akan melakukan serangan militer terbatas untuk menghukum pemerintah Suriah karena diduga melakukan serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak bulan lalu.
Ia mengatakan kepada surat kabar Inggris tersebut bahwa pemerintah Suriah juga akan mengusulkan “pengakhiran intervensi luar” dan dimulainya “proses politik yang damai” pada konferensi di Jenewa yang sudah lama tertunda itu.
Amerika Serikat dan Rusia telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mempertemukan para anggota pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak dalam yang disebut pembicaraan Jenewa Dua.
Pembicaraan sebelumnya yang dilangsungkan tahun lalu, berakhir dengan kegagalan dengan ketidakhadiran baik pihak pemerintah Suriah maupun pihak pemberontak. Oposisi Suriah yang terpecah telah memboikot pembicaraan tersebut, sampai Presiden Bashar al-Assad mengundurkan diri.
Usaha-usaha internasional untuk menghasilkan solusi politik untuk konflik tersebut telah dihidupkan kembali, setelah tercapainya kesepakatan Amerika-Rusia yang mengharuskan Assad menyerahkan senjata kimianya.
Sebelum munculnya kesepakatan tersebut, Amerika mengancam akan melakukan serangan militer terbatas untuk menghukum pemerintah Suriah karena diduga melakukan serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak bulan lalu.