Isu Suriah dan senjata kimianya tetap mendominasi Sidang Majelis Umum PBB di New York pada hari kedua, Rabu (25/9).
Pada hari kedua sidang Majelis Umum itu, setiap pembicara mengutuk penggunaan gas beracun terhadap warga sipil. Mereka menuntut agar Suriah memenuhi janjinya untuk memusnahkan senjata-senjata semacam itu,
Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy yang berbicara atas nama 28 anggota Uni Eropa, menyebut serangan senjata kimia bulan lalu di dekat Damaskus sebagai kejahatan menjijikkan terhadap kemanusiaan. Ia meminta agar Dewan Keamanan PBB mengesahkan sebuah resolusi yang jelas, yang menegaskan apa yang harus dilakukan Suriah untuk memusnahkan senjata-senjatanya.
Van Rompuy juga mengatakan Uni Eropa berharap agar berbagai asumsi yang dikemukakan pemimpin baru Iran akan berarti langkah konkrit menuju solusi yang dirundingkan atas krisis nuklir negara itu.
Sementara itu, tim pemeriksa senjata kimia PBB kembali ke Suriah untuk menyelidiki penggunaan senjata-senjata terlarang dalam perang saudara selama 2,5 tahun di negara itu.
Tim yang dipimpin Ake Sellstrom itu terbang ke Lebanon hari Rabu dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan mobil ke Damaskus – Suriah.
Mereka pertama kali pergi ke Suriah bulan lalu untuk menyelidiki tiga serangan – termasuk satu serangan di luar kota Aleppo bulan Maret lalu di mana pihak pemerintah Suriah dan pemberontak saling menyalahkan satu sama lain.
Dalam misi dua minggu tersebut tim itu mengalihkan perhatiannya pada serangan baru-baru ini di luar Damaskus, di mana mereka menyimpulkan adanya penggunaan senjata kimia. Tapi mandat tim tersebut tidak menentukan siapa yang menggunakan senjata kimia.
Presiden Dewan Eropa Herman van Rompuy yang berbicara atas nama 28 anggota Uni Eropa, menyebut serangan senjata kimia bulan lalu di dekat Damaskus sebagai kejahatan menjijikkan terhadap kemanusiaan. Ia meminta agar Dewan Keamanan PBB mengesahkan sebuah resolusi yang jelas, yang menegaskan apa yang harus dilakukan Suriah untuk memusnahkan senjata-senjatanya.
Van Rompuy juga mengatakan Uni Eropa berharap agar berbagai asumsi yang dikemukakan pemimpin baru Iran akan berarti langkah konkrit menuju solusi yang dirundingkan atas krisis nuklir negara itu.
Sementara itu, tim pemeriksa senjata kimia PBB kembali ke Suriah untuk menyelidiki penggunaan senjata-senjata terlarang dalam perang saudara selama 2,5 tahun di negara itu.
Tim yang dipimpin Ake Sellstrom itu terbang ke Lebanon hari Rabu dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan mobil ke Damaskus – Suriah.
Mereka pertama kali pergi ke Suriah bulan lalu untuk menyelidiki tiga serangan – termasuk satu serangan di luar kota Aleppo bulan Maret lalu di mana pihak pemerintah Suriah dan pemberontak saling menyalahkan satu sama lain.
Dalam misi dua minggu tersebut tim itu mengalihkan perhatiannya pada serangan baru-baru ini di luar Damaskus, di mana mereka menyimpulkan adanya penggunaan senjata kimia. Tapi mandat tim tersebut tidak menentukan siapa yang menggunakan senjata kimia.