Menteri Luar Negeri Suriah dan sekutu dekatnya Iran, pada Kamis (9/3), menyambut mencairnya hubungan diplomasi antara Damaskus dan negara-negara di kawasan Arab setelah gempa yang mematikan terjadi di Suriah pada bulan lalu, ujar kedua menteri dalam konferensi pers bersama di Damaskus.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan Suriah ingin menormalisasi hubungan dengan negara-negara di kawasan Arab setelah isolasi politik yang mendera Presiden Bashar al-Assad selama lebih dari satu dekade perang.
BACA JUGA: Ledakan di Timur Suriah Tewaskan Setidaknya 3 OrangMenteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran menyambut setiap inisiatif untuk pembicaraan yang bertujuan mencapai pemahaman di kawasan itu, termasuk pertemuan antara empat negara - Iran, Rusia, Suriah dan Turki - untuk menyelesaikan krisis Suriah.
Turki mendukung pemberontak yang menentang pemerintahan Assad di sebidang tanah di wilayah barat laut negara itu.
Suriah telah diisolasi oleh sebagian besar negara di kawasan Arab karena adanya penumpasan mematikan terhadap para demonstran yang menentang Assad, dengan Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011 dan banyak negara Arab menarik utusan mereka dari Damaskus.
Tetapi Assad mendapat keuntungan dari curahan bantuan negara-negara Arab setelah gempa bumi terjadi pada Februari lalu, yang menewaskan lebih dari 5.900 orang di seluruh negaranya, menurut perhitungan PBB dan pemerintah Suriah.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, yang telah menyokong kelompok pemberontak yang menentang Assad, mengatakan pada bulan lalu bahwa mengisolasi Suriah tidak menghasilkan apapun dan dialog dengan Damaskus perlu dibangun, terutama untuk mengatasi situasi kemanusiaan di Suriah.
Menteri Luar Negeri Yordania dan Mesir telah mengunjungi Damaskus untuk pertama kalinya pada bulan lalu sejak perang di Suriah meletus. Presiden suriah Assad dan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi telah berbicara melalui telepon untuk pertama kalinya pada 7 Februari lalu. [my/rs]