Seorang pejabat tinggi Suriah mengatakan kelompok bersenjata yang didukung oleh Amerika, bukan tentara Suriah, bertanggung jawab atas dugaan serangan senjata kimia.
Koresponden VOA Edward Yeranian melaporkan dari Kairo bahwa pemerintah Suriah menyatakan mereka bertekad akan mempertahankan diri melawan apa yang mereka sebut sebagai "agresi yang tidak adil."
Televisi pemerintah Suriah menayangkan video roket yang diluncurkan, tank-tank yang bergerak, dan pasukan yang berbaris sementara musik perang dimainkan sebagai latar belakang. Penyiar televisi milik pemerintah itu mengatakan Suriah siap menghadapi setiap potensi serangan asing.
Pasukan angkatan darat Suriah dan milisi pro-pemerintah dilaporkan terus memindahkan aset militer dan pusat komando jauh dari bandara dan pangkalan militer ke tempat-tempat yang kemungkinannya kecil akan diserang. Para saksi mata mengatakan peluncur roket dan sistim peluncur misil terlihat di beberapa sekolah.
Deputi Menteri Luar Negeri Faisal al-Meqdad menuduh Amerika bertanggung jawab atas pemberontakan bersenjata melawan Presiden Bashar al-Assad, dalam wawancara dengan BBC. Ia mengimbau para anggota kongres Amerika agar “menggunakan kebijakan” ketika mempertimbangkan serangan terhadap negaranya.
Meqdad menyamakan klaim Amerika bahwa mereka punya “bukti” Suriah telah menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak pada tanggal 21 Agustus dengan tuduhan bahwa Saddam Hussein punya senjata pemusnah massal dalam persiapan invasi Amerika ke Irak tahun 2003.
Media dan pemerintah Suriah terus beralasan teroris dan ekstremis Islamis memimpin pertempuran melawan pemerintah. Televisi pemerintah mengolok-olok kelompok ekstremis Islam berjenggot mengeluarkan fatwa dan menuduh orang lain sebagai “sesat.”
Di ibukota Damaskus, serangan mortir pemberontak menghantam lantai atas sebuah gedung perumahan di wilayah pemerintah mengakibatkan gedung itu terbakar.
Dalam tayangan sebuah video amatir, seorang warga pinggiran kota Damaskus timur yang dikuasai pemberontak menggambarkan blokade berkelanjutan oleh pemerintah dan penembakan secara berkala adalah usaha untuk merebut kembali daerah-daerah pinggiran kota yang dikuasai pemberontak.
Televisi pemerintah Suriah menayangkan video roket yang diluncurkan, tank-tank yang bergerak, dan pasukan yang berbaris sementara musik perang dimainkan sebagai latar belakang. Penyiar televisi milik pemerintah itu mengatakan Suriah siap menghadapi setiap potensi serangan asing.
Pasukan angkatan darat Suriah dan milisi pro-pemerintah dilaporkan terus memindahkan aset militer dan pusat komando jauh dari bandara dan pangkalan militer ke tempat-tempat yang kemungkinannya kecil akan diserang. Para saksi mata mengatakan peluncur roket dan sistim peluncur misil terlihat di beberapa sekolah.
Deputi Menteri Luar Negeri Faisal al-Meqdad menuduh Amerika bertanggung jawab atas pemberontakan bersenjata melawan Presiden Bashar al-Assad, dalam wawancara dengan BBC. Ia mengimbau para anggota kongres Amerika agar “menggunakan kebijakan” ketika mempertimbangkan serangan terhadap negaranya.
Meqdad menyamakan klaim Amerika bahwa mereka punya “bukti” Suriah telah menggunakan senjata kimia terhadap pemberontak pada tanggal 21 Agustus dengan tuduhan bahwa Saddam Hussein punya senjata pemusnah massal dalam persiapan invasi Amerika ke Irak tahun 2003.
Media dan pemerintah Suriah terus beralasan teroris dan ekstremis Islamis memimpin pertempuran melawan pemerintah. Televisi pemerintah mengolok-olok kelompok ekstremis Islam berjenggot mengeluarkan fatwa dan menuduh orang lain sebagai “sesat.”
Di ibukota Damaskus, serangan mortir pemberontak menghantam lantai atas sebuah gedung perumahan di wilayah pemerintah mengakibatkan gedung itu terbakar.
Dalam tayangan sebuah video amatir, seorang warga pinggiran kota Damaskus timur yang dikuasai pemberontak menggambarkan blokade berkelanjutan oleh pemerintah dan penembakan secara berkala adalah usaha untuk merebut kembali daerah-daerah pinggiran kota yang dikuasai pemberontak.