Suriah Secara Resmi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ukraina

Presiden Suriah Bashar Assad. Suriah mengatakan, Rabu (20/7), pihaknya secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sebagai tanggapan atas langkah serupa oleh Kyiv. (Foto: via AP)

Suriah mengatakan, Rabu (20/7), pihaknya secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sebagai tanggapan atas langkah serupa oleh Kyiv.

Suriah adalah sekutu kuat Rusia, yang terlibat dalam konflik Suriah pada September 2015 untuk membantu menyeimbangkan kekuatan demi Presiden Bashar Assad.

Pada akhir Juni, Damaskus mengatakan mengakui “kemerdekaan dan kedaulatan'' Luhansk dan Donetsk -- dua wilayah di Ukraina Timur yang didukung Rusia – dan menjadikannya negara pertama yang mengakui kemerdekaan mereka. Pernyataannya itu menyebabkan Ukraina memutuskan hubungan dengan Suriah.

Presiden Suriah Bashar Assad, kiri, memberi isyarat saat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan mereka di Damaskus, Suriah, 7 Januari 2020. (Foto: via AP)

"Republik Arab Suriah telah menetapkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sesuai dengan prinsip timbal balik," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.

Kementerian itu mengatakan bahwa Ukraina pada kenyataannya telah memutuskan hubungan dengan Suriah pada tahun 2018, ketika menolak untuk memvalidasi kembali tempat kediaman para staf diplomatik Suriah di Kyiv, sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk melaksanakan tugas mereka. Kementerian tersebut menyebutkan, kedutaan Suriah pada waktu itu menangguhkan fungsinya “sebagai akibat dari sikap bermusuhan dari pemerintah Ukraina.''

Pengumuman pada Rabu itu muncul ketika Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad berada di Teheran untuk bertemu dengan para pejabat Iran, sehari setelah pertemuan puncak antara para pemimpin Rusia, Iran dan Turki diadakan di sana.

BACA JUGA: PBB Perpanjang Operasi Bantuan ke Suriah Barat Laut selama 6 Bulan

Dalam perjalanan keduanya ke luar negeri sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, Putin berunding dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai konflik di Suriah.

Mengabaikan upaya cerobohnya menyerbu ibu kota Ukraina, Kyiv, dua bulan lalu, Putin menyatakan bahwa merebut seluruh Donbas adalah tujuan utamanya. Kelompok separatis yang didukung Moskow telah memerangi pasukan pemerintah Ukraina di Donbas sejak 2014, dan wilayah itu telah menghadapi serangan berat Rusia dalam beberapa pekan terakhir. [ab/uh]