Ada banyak alasan mengapa Sebastian Garcia merasa sedih akan masa depannya. Setelah keluarganya bermigrasi dari Meksiko, ia dibesarkan di sebuah peternakan di barat laut Texas di mana menurutnya ada banyak hinaan rasial yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Dalam usia 24 tahun ia telah lulus kuliah dan memutuskan menjadi guru. Tetapi beberapa tahun pertama ini karir mengajarnya telah dijungkirbalikkan oleh pandemi virus corona, yang memaksa sistem sekolah negeri ditutup selama berbulan-bulan.
Garcia dan anak muda seangkatannya juga harus menghadapi kondisi ekonomi terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930an. Ia dibebani oleh pinjaman sekolah atau student loan yang membuatnya tidak dapat memiliki rumah dan layanan kesehatan yang terjangkau.
BACA JUGA: Pendidikan dan Dukungan Bagi Ibu Muda yang RentanNamun terlepas dari tantangan yang digambarkan Garcia itu, sebagaimana perjuangan tanpa akhir meraih “American Dream,” ia mengatakan ia yakin bahwa hal-hal lebih baik akan terjadi di masa depan. Ia adalah bagian dari tren yang lebih luas di kalangan generasi milenial dan generasi Z Amerika yang mengatakan mereka lebih optimis tentang masa depan dan kemampuan mereka untuk melakukan perubahan, dibanding teman-teman mereka yang berusia lebih tua. Ini merupakan temuan penting dari jajak pendapat terbaru yang dilakukan MTV bersama The Associated Press-NORC Centre for Public Affairs Research.
Jajak pendapat itu mengukur sikap di antara generasi Z Amerika yang berusia 13-24 tahun, generasi milenial yang berusia 25-40 tahun, dan generasi X Amerika yang berusia 41-56 tahun.
“Saya tahu bahwa selama ada orang yang mau bekerja keras dan melewati masa-masa sulit, kita bisa bertahan,” ujar Garcia. Ditambahkannya, “saya dan keluarga saya adalah fakta yang terbukti.”
Gen-Z & Milenial Lebih Semangat
Jajak pendapat itu mendapati bahwa 66% generasi Z dan 63% generasi milenial Amerika menilai generasi mereka memiliki motivasi untuk membuat perubahan positif yang berarti. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding 56% generasi X.
Dibanding generasi X, generasi Z dan generasi milenial juga menilai mereka dapat mempengaruhi apa yang dilakukan pemerintah, di mana 44% generasi Z dan 42% generasi milenial mengatakan mereka setidaknya mempengaruhi sikap yang moderat. Sementara hanya 31% generasi X yang merasa demikian.
Meskipun ketiga generasi itu memiliki pandangan yang beragam tentang keadaan negara dan masa depan, jajak pendapat itu juga mendapati bahwa generasi Z dan generasi milenial tidak memandang dunia se-negatif generasi X.
Terlepas dari fakta bahwa generasi milenial – yang sebagian di antaranya kini menuju usia paruh baya atau mencapai tonggak kehidupan, seperti menikah, menjadi orang tua dan memiliki rumah – hampir separuh dari mereka melaporkan bahwa standar hidup mereka lebih baik dibanding orang tua mereka. Untuk generasi Z, sekitar separuhnya juga menilai standar hidup mereka lebih baik dibanding orang tua mereka. Hanya sekitar seperempat yang menilai standar hidup mereka lebih buruk.
Selain itu sekitar separuh generasi Z dan generasi milenial mengatakan dunia yang mereka hadapi lebih buruk dibandingkan generasi lain, dengan perbandingan 6 dari 10 generasi X.
Seiring berkurangnya pesimisme dan motivasi untuk membuat perubahan, banyak generasi Z dan generasi milenial yang menerapkan kebijakan progresif pada disparitas ras, kelas dan gener. Sekitar separuh generasi Z dan generasi milenial mengatakan mereka menyukai pendapatan dasar universal, sementara seperempat lainnya menentang.
Beda Generasi, Beda Pandangan
Sekitar 3 dari 10 generasi Z dan generasi milenial mendukung pengurangan anggaran untuk badan penegak hukum. Sementara 4 dari 10 menentang. Tentangan jauh lebih tinggi ditunjukkan generasi X – yang mencapai 56%.
Sebagian dari tiga generasi itu menentang larangan diskriminasi di tempat kerja karena identitas gender. Generasi milenial dan generasi Z lebih cenderung mendukung kebijakan itu dibanding generasi X.
BACA JUGA: Bullying di Sekolah Sebabkan Dampak Negatif Keseharian Remaja ASTerlepas dari perbedaan yang jelas dalam kebijakan itu, 45% generasi Z dan 41% generasi milenial lebih optimis dibanding 33% generasi Z, bahwa orang Amerika dapat bersatu dan menyelesaikan perbedaan politik mereka.
Survei AP-NORC ini dilakukan atas 3,764 remaja berusia 13-17 tahun dan usia dewasa 18-56 tahun. Survei pada tanggal 1-19 September ini menggunakan sampel gabungan wawancara dari AmeriSpeak Panel berdasarkan probabilitas NORC – yang dirancang untuk mewakili populasi Amerika – dan wawancara dengan panel secara virtual. Margin error adalah plus minus 3,3 prosentase point. Panel AmeriSpeak direkrut secara random menggunakan metode sampling berdasarkan alamat dan responden kemudian diwawancarai lebih jauh dengan menggunakan telpon atau secara virtual. [em/jm]