Persentase mereka yang mengatakan tidak dapat hidup tanpa internet, lebih tinggi dari mereka yang mengatakan tak dapat hidup tanpa seks.
Lebih banyak warga Amerika memilih untuk tidak berhubungan seks dibandingkan 'bercerai' dengan ponsel, laptop ataupun akses internet mereka.
Demikian menurut survei oleh sebuah lembaga riset Harris Interactive. Survei tersebut menunjukkan 28 persen mengaku tak dapat hidup tanpa internet, sementara 20 persen mengatakan mereka tidak dapat hidup tanpa hubungan seks.
Hasil survei yang sama mengungkap 26 persen mengaku tidak dapat hidup tanpa ponsel mereka, dan 24 persen mengklaim tak dapat hidup tanpa komputer mereka.
Rob Weiss, seorang pakar hubungan antara seksualitas manusia dan teknologi digital mengatakan sulit untuk mengartikan angka tersebut tanpa mengetahui usia responden.
"Kebanyakan orang yang saya kenal yang berusia antara 40-45 tahun berpandangan seks itu penting, tapi banyak hal yang lebih penting bagi mereka, seperti anak-anak mereka ataupun karir mereka," ujarnya. "Anda akan mendapat jawaban yang berbeda dari seseorang yang berusia 20an dibanding dengan mereka yang berusia 50an tahun."
Menurutnya, definisi 'seks' dalam survei juga tidak jelas, menambahkan bahwa definisi banyak orang mengenai hubungan seks berbeda satu sama lainnya. Bagi sebagian orang, menurut Weiss, seks berarti hubungan intim, sementara bagi yang lainnya, jenis kontak lainnya juga termasuk dalam hubungan seks.
Walaupun begitu, menurut Weiss, survei seperti yang dilakukan Harris ini ingin menjelaskan pergeseran budaya dari generasi analog ke generasi digital.
"Kita ingin mengatakan ini berarti ini atau itu, atau bahwa ini terjadi pada budaya kita," ujarnya, menambahkan bahwa belum terdapat cukup banyak data mengenai generasi digital.
Survei menunjukkan 71 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa "teknologi telah meningkatkan kualitas hidup saya," dan 65 persen setuju bahwa teknologi mendorong orang untuk menjadi lebih kreatif.
Di sisi negatifnya, 76 persen responden mengatakan setuju bahwa teknologi menciptakan "masyarakat yang malas," dan hanya 41 persen setuju bahwa teknologi membuat mereka lebih bahagia.
Temuan lainnya dari survei ini mengungkap, teknologi bukan hal yang terpenting di mata warga Amerika. Survei menunjukkan 42 persen orang mengatakan tak dapat hidup tanpa pasangan mereka.
Demikian menurut survei oleh sebuah lembaga riset Harris Interactive. Survei tersebut menunjukkan 28 persen mengaku tak dapat hidup tanpa internet, sementara 20 persen mengatakan mereka tidak dapat hidup tanpa hubungan seks.
Hasil survei yang sama mengungkap 26 persen mengaku tidak dapat hidup tanpa ponsel mereka, dan 24 persen mengklaim tak dapat hidup tanpa komputer mereka.
Rob Weiss, seorang pakar hubungan antara seksualitas manusia dan teknologi digital mengatakan sulit untuk mengartikan angka tersebut tanpa mengetahui usia responden.
"Kebanyakan orang yang saya kenal yang berusia antara 40-45 tahun berpandangan seks itu penting, tapi banyak hal yang lebih penting bagi mereka, seperti anak-anak mereka ataupun karir mereka," ujarnya. "Anda akan mendapat jawaban yang berbeda dari seseorang yang berusia 20an dibanding dengan mereka yang berusia 50an tahun."
Menurutnya, definisi 'seks' dalam survei juga tidak jelas, menambahkan bahwa definisi banyak orang mengenai hubungan seks berbeda satu sama lainnya. Bagi sebagian orang, menurut Weiss, seks berarti hubungan intim, sementara bagi yang lainnya, jenis kontak lainnya juga termasuk dalam hubungan seks.
Walaupun begitu, menurut Weiss, survei seperti yang dilakukan Harris ini ingin menjelaskan pergeseran budaya dari generasi analog ke generasi digital.
"Kita ingin mengatakan ini berarti ini atau itu, atau bahwa ini terjadi pada budaya kita," ujarnya, menambahkan bahwa belum terdapat cukup banyak data mengenai generasi digital.
Survei menunjukkan 71 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa "teknologi telah meningkatkan kualitas hidup saya," dan 65 persen setuju bahwa teknologi mendorong orang untuk menjadi lebih kreatif.
Di sisi negatifnya, 76 persen responden mengatakan setuju bahwa teknologi menciptakan "masyarakat yang malas," dan hanya 41 persen setuju bahwa teknologi membuat mereka lebih bahagia.
Temuan lainnya dari survei ini mengungkap, teknologi bukan hal yang terpenting di mata warga Amerika. Survei menunjukkan 42 persen orang mengatakan tak dapat hidup tanpa pasangan mereka.