Jajak pendapat Israel terkemuka mengatakan, Israel belum pernah melihat penurunan jumlah pemilih Arab, dan menyebutnya "drama terbesar" yang dihadapi pemilu nasional.
Camil Fuchs mengatakan kepada TV saluran 13 Israel bahwa jajak pendapat yang diperoleh menunjukkan partisipasi rendah yang mengejutkan sepanjang hari pemilu.
Sejumlah politisi Arab turun ke media sosial untuk meminta konstituen (daerah pemilihan) mereka agar menolak suara-suara boikot yang menempatkan partai mereka berisiko bisa jatuh di bawah ambang batas suara parlemen.
Anggota parlemen veteran, Ahmad Tibi menyebut partisipasi rendah itu "bahaya nyata" bagi partainya dan fraksi-fraksi Arab lainnya.
Warga Arab-Israel, yang mewakili hampir 20% dari penduduk Israel, dapat membantu mempengaruhi pemilihan. Tetapi banyak warga Arab itu telah berjanji untuk memboikot pemilihan itu sebagai protes terhadap taktik kampanye dan undang-undang Netanyahu yang memecah belah, yang menyatakan Israel sebagai negara-bangsa orang-orang Yahudi. (ps)