Survei: Pendapat Warga AS Terpecah Mengenai Islam dan Ekstremisme

Warga Muslim AS membawa poster dalam aksi protes menentang Donald Trump di New York, 20 Desember 2015 (Foto: dok).

Survei yang dilaksanakan bulan lalu mendapati hampir separuh responden meyakini sebagian Muslim Amerika memiliki sikap anti-Amerika.

Sebuah survei baru mengungkapkan perbedaan tajam antara kalangan pendukung partai Demokrat dan Republik mengenai bagaimana presiden mendatang Amerika Serikat seharusnya membahas ekstremisme Islamis.

Kajian yang dilakukan Pew Research Center itu mendapati 65 persen anggota partai Republik atau yang mendukung partai tersebut, menginginkan pengganti Presiden Barack Obama berbicara blak-blakan mengenai ekstremisme Islamis, meskipun pernyataan itu bersifat kritis terhadap Islam secara keseluruhan. Akan tetapi, 70 persen anggota Demokrat atau pendukung Demokrat berpendapat presiden mendatang harus berbicara dengan lebih berhati-hati.

Namun secara keseluruhan, separuh rakyat Amerika menginginkan presiden mendatang tidak mencela Islam secara keseluruhan sewaktu membicarakan ekstremisme Islamis.

Survei yang dilaksanakan bulan lalu itu juga mendapati hampir separuh responden meyakini sebagian Muslim Amerika memiliki sikap anti-Amerika, termasuk 11 persen yang meyakini bahwa “sebagian besar” atau “hampir seluruh” Muslim Amerika bersikap anti-Amerika.

Survei terdahulu, yang dilakukan pada bulan Desember oleh Pew Research Center, mendapati hampir separuh rakyat Amerika berpendapat bahwa dibandingkan dengan agama-agama lain, Islam lebih besar kemungkinannya mendorong kekerasan. Jumlah yang sama menyatakan mereka “sangat khawatir” akan kebangkitkan ekstremisme Islamis di Amerika.

Tetapi survei Pew baru-baru ini mendapati bahwa hampir dua per tiga rakyat Amerika meyakini masalah yang lebih besar adalah bahwa agama digunakan oleh para pelaku kekerasan untuk menjustifikasi tindakan mereka.

Obama mengunjungi sebuah masjid di Baltimore, Maryland, hari Rabu. Di sana ia mengakui ada pemutarbalikan pandangan terhadap warga Muslim Amerika seiring dengan meningkatnya kekerasan terkait terorisme oleh ekstremis Islamis. [uh]