Pada sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (18/5), perusahaan itu mengatakan, metode pengujian yang digunakan Suzukiberbeda dari yang ditentukan peraturan Jepang. Namun, hasil pengujian kendaraan yang sesuai peraturan menunjukkan,Suzuki tidak perlu mengubah data efisiensi bahan bakar.
Suzuki membantah tuduhan bahwa perusahaan itu telah dengan sengaja memalsukan data untuk membuat kendaraan mereka terkesan lebih hemat bahan bakar.
Dalam sebuah pernyataan, Suzuki mengatakan, "Kesalahan apapun, seperti manipulasi data efisiensi bahan bakar, tidak ditemukan.” Suzuki juga mengatakan, 16 model yang terpengaruh hanya dijual di Jepang.
Harga saham Suzuki menurun 15 persen, Rabu (18/5), menusul laporan-laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan itu kemungkinan terkait dengan skandal penipuan efisiensi bahan bakar yang saat ini dihadapi Mitsubishi motors.
Setelah Mitsubishi diketahui menggunakan metode yang tidak sesuai peraturan, pemerintah Jepang memerintahkan semua produsen kendaraan domestik menyelidiki proses pengujian efisiensi bahan bakar mereka.
Suzuki adalah perusahaan mobil ketiga yang dituduh memalsukan data terkait lingkungan dalam 12 bulan terakhir. Perusahaan mobil Jerman, Volkswagen, mengaku akhir tahun lalu telah memasang software pemalsu data emisi untuk mengelabui para petugas pengawas emisi. [ab/as]