Swedia, yang akan bergabung dengan NATO, mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya tidak berencana mengirim pasukan darat ke Ukraina.
“Ini sama sekali tidak direncanakan untuk saat ini,” kata Perdana Menteri Ulf Kristersson kepada lembaga penyiaran publik Swedia SVT, sehari setelah negaranya mengatasi hambatan terakhir untuk bergabung dengan aliansi militer transatlantik itu.
Ia menanggapi komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengatakan pada Senin bahwa para pemimpin Barat tidak boleh mengesampingkan pengiriman pasukan darat untuk membantu Ukraina mengalahkan pasukan invasi Rusia.
“Untuk saat ini, kami sedang sibuk mengirim peralatan (militer) canggih ke Ukraina,” kata Kristersson.
BACA JUGA: Parlemen Hungaria Setujui Keanggotaan Swedia dalam NATOSwedia mengumumkan pada 20 Februari bahwa mereka akan memberi bantuan pertahanan kepada Ukraina bernilai 682 juta dolar AS, mencakup peluru artileri, pertahanan udara, kapal-kapal, ranjau, torpedo, dan pelatihan bagi tentara Ukraina. Ukraina mengatakan mereka sangat kekurangan persenjataan untuk mempertahankan diri melawan invasi Rusia, yang kini sudah memasuki tahun ketiga.
Kristersson mengatakan sejauh ini “tidak ada permintaan” dari Ukraina untuk pasukan darat Barat. Ia menambahkan bahwa masing-masing anggota NATO bersikap berbeda untuk terlibat dalam urusan internasional "apa yang biasa dilakukan Prancis tidak sama dengan apa yang biasa dilakukan Swedia".
Swedia berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian internasional namun belum terlibat pertempuran sejak perang dengan Norwegia lebih dari 200 tahun lalu.
BACA JUGA: Ukraina Optimis Kalahkan Rusia jika Didukung BaratInvasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, mendorong Swedia dan negara tetangganya, Finlandia, untuk mengajukan permohonan bergabung dengan NATO. Keputusan itu mengakhiri sikap nonblok yang sudah lama mereka junjung.
Pada Senin, Swedia menyelesaikan hambatan terakhirnya untuk menjadi anggota NATO yang ke-32 setelah parlemen Hungaria meratifikasi upaya Swedia untuk bergabung. Hungaria menjadi negara terakhir dalam NATO yang memberikan persetujuannya. [ka/ns]