Swedia telah mengusir seorang jurnalis China, dengan mengatakan bahwa reporter tersebut merupakan ancaman terhadap keamanan nasional, lapor media Swedia, Senin (8/4).
Jurnalis tersebut, seorang perempuan berusia 57 tahun yang tidak disebutkan namanya, ditangkap oleh dinas keamanan Swedia pada bulan Oktober dan diusir oleh pemerintah di Stockholm pekan lalu, menurut laporan stasiun televisi Swedia SVT. Dia dilarang kembali.
Perempuan tersebut tiba di negara Skandinavia itu sekitar 20 tahun lalu. Dia memegang izin tinggal dan menikah dengan seorang pria Swedia, dan memiliki anak, menurut stasiun televisi tersebut.
Perempuan tersebut telah memiliki kontak dengan Kedutaan Besar China dan dengan orang-orang di Swedia yang memiliki hubungan dengan pemerintah China, kata SVT.
Pengacaranya, Leutrim Kadriu, mengatakan kepada SVT bahwa perempuan tersebut tidak yakin bahwa dia merupakan ancaman bagi Swedia. “Sulit bagi saya untuk menjelaskan secara rinci mengingat banyak hal yang masih dirahasiakan, karena ini adalah masalah keamanan nasional,” kata Kadriu kepada stasiun televisi tersebut.
Di negara tetangga Norwegia, lembaga penyiaran NRK mengatakan jurnalis tersebut juga melaporkan dari sana, dan dari negara-negara Nordik lainnya termasuk Denmark, Finlandia dan Islandia.
Hubungan antara Stockholm dan Beijing telah tegang selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2020, pengadilan di China Timur menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada warga negara Swedia kelahiran China, Gui Minhai, karena menjual buku-buku yang mengkritik Partai Komunis yang berkuasa. Dia didakwa “secara ilegal memberikan informasi intelijen ke luar negeri.”
China telah menolak tuntutan Swedia untuk pembebasan Gui.
Gui pertama kali menghilang pada tahun 2015, ketika dia diyakini telah diculik oleh agen China dari rumahnya di tepi pantai di Thailand.
Kasus ini menyebabkan penyelidikan terhadap duta besar Swedia untuk China atas pertemuan yang dia atur antara putri Gui dan dua pengusaha China yang menurut putri Gui mengancam ayahnya. Duta Besar Anna Lindstedt akhirnya dibebaskan.
Pada tahun 2018, pengadilan Swedia memutuskan seorang pria bersalah karena menjadi mata-mata China dengan mengumpulkan informasi tentang warga Tibet yang melarikan diri ke Swedia. Dorjee Gyantsan, seorang warga Tibet yang bekerja di sebuah stasiun radio pro-Tibet, dinyatakan bersalah atas “aktivitas intelijen ilegal” dan dijatuhi hukuman 22 bulan penjara. [ab/uh]