Sebuah mobil meledak ketika menabrak kendaraan polisi di lokasi wisata terkenal Champs-Elysees di Paris hari Senin (19/6), menewaskan pengemudinya. Polisi menanggapi insiden ini sebagai serangan, dan jaksa Paris telah membuka penyelidikan anti-teror.
Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Collomb mengatakan pengemudi yang tewas dalam insiden itu belum diumumkan identitasnya.
“Sekali lagi pasukan keamanan Perancis menjadi sasaran upaya serangan di Champs-Elysees,” ujar Collomb. Ditambahkannya, “sejumlah senjata api dan bahan peledak untuk meledakkan mobil itu ditemukan di lokasi.”
Associated Press melaporkan dua pejabat polisi Perancis mengatakan pengemudi mobil itu adalah seorang laki-laki berusia 31 tahun dari pinggiran kota Paris yang sudah ditandai karena aktivitasnya.
Pejabat itu mengidentifikasi laki-laki tersebut berasal dari Argenteuil dan telah masuk dalam dokumen “S” yang berarti pihak berwenang telah mengetahui adanya potensi keterkaitan laki-laki tersebut dengan aktivitas ekstremisme.
Seluruh pengunjung karya seni Auguste Rodin di Paris di-lockdown di dalam Grand Palais selama sekitar satu jam, setelah insiden di Champs-Elysees yang terletak di dekatnya.
Dalam keterangan pers di lokasi kejadian, Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Collomb mengatakan upaya serangan terhadap pasukan keamanan itu menunjukkan ancaman masih sangat tinggi di negara itu dan membenarkan pemberlakuan darurat. Collomb menambahkan ia akan menyampaikan RUU untuk memperpanjang status darurat dari tanggal 15 Juli mendatang, dalam pertemuan kabinet hari Rabu (21/6).
Status darurat yang diberlakukan di Perancis sekarang ini sedianya berakhir pada 1 November. Status darurat ini diberlakukan sejak serangan ISIS di beberapa lokasi pada November 2015 lalu. [em]