Setelah 13 tahun dalam pelarian, Joaquin "El Chapo" Guzman, gembong narkoba paling dicari di dunia, hari Minggu mendekam dalam penjara dengan keamanan maksimum di Meksiko.
Gembong narkoba paling dicari di dunia, Joaquin "El Chapo" Guzman, mendekam dalam penjara setelah agen-agen Meksiko dan Amerika menangkapnya Sabtu (22/2) di satu hotel di Mazatlan, kota pesisir Meksiko.
Pihak berwenang Meksiko dan AS menangkapnya dalam serangan fajar Sabtu tanpa melepaskan tembakan di sebuah kondominium di Mazatlan, resor pantai Pasifik di kampung halamannya, Sinaloa. Dia kemudian diangkut dengan helikopter polisi ke penjara.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah melacaknya selama berminggu-minggu dan hampir menangkapnya seminggu yang lalu.
Tapi Jaksa Agung Meksiko Jesus Murillo Karam mengatakan gembong narkoba berusia 56 tahun itu berhasil melarikan diri lewat sebuah terowongan yang terkait dengan sistem pembuangan limbah Culiacan, kota terbesar di Sinaloa. Ia mengatakan polisi terlambat karena harus mendobrak pintu baja di salah satu dari tujuh rumah yang ia gunakan.
Jaksa Agung AS Eric Holder memuji penangkapan itu sebagai prestasi penting bagi Meksiko dan Amerika Serikat. Organisasi narkoba global Guzman adalah pemasok kokain utama AS.
Kota Chicago, Amerika Serikat, di mana kekerasan geng terkait narkoba merupakan masalah besar, telah menjuluki Guzman Public Enemy Number One. Ia adalah penjahat pertama yang mendapatkan gelar itu sejak Al Capone, gembong sindikat kejahatan legendaris pada tahun 1920-an.
Agen-agen telah membuntuti Guzman selama berminggu-minggu setelah polisi Meksiko menangkap anggota senior lain kartel narkoba Sinaloa yang ia pimpin. Sebelum menangkapnya tanpa melepas satu butir pun peluru, agen-agen percaya Guzman mampu menghindari penangkapan melalui serangkaian tempat persembunyian dan gorong-gorong pelarian.
Kartel Sinaloa selama ini berkuasa dalam perang brutal dengan kartel lain atas rute-rute penyelundupan Narkoba di Meksiko utara. Sudah hampir 80 ribu orang tewas dalam kekerasan terkait narkoba sejak awal 2000-an, termasuk kasus pembunuhan dan pemenggalan. Mantan Presiden Felipe Calderon mengerahkan tentara untuk mengadili dan menumpas kekerasan itu.
Majalah Forbes menempatkan Guzman dalam daftar orang paling berkuasa di dunia, dengan menyatakan kekayaannya lebih dari US$1 miliar. Polisi Meksiko menangkap Guzman pada 2001, tetapi ia lolos dari penjara dengan pengamanan ketat dalam truk cucian.
Pihak berwenang Meksiko dan AS menangkapnya dalam serangan fajar Sabtu tanpa melepaskan tembakan di sebuah kondominium di Mazatlan, resor pantai Pasifik di kampung halamannya, Sinaloa. Dia kemudian diangkut dengan helikopter polisi ke penjara.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah melacaknya selama berminggu-minggu dan hampir menangkapnya seminggu yang lalu.
Tapi Jaksa Agung Meksiko Jesus Murillo Karam mengatakan gembong narkoba berusia 56 tahun itu berhasil melarikan diri lewat sebuah terowongan yang terkait dengan sistem pembuangan limbah Culiacan, kota terbesar di Sinaloa. Ia mengatakan polisi terlambat karena harus mendobrak pintu baja di salah satu dari tujuh rumah yang ia gunakan.
Jaksa Agung AS Eric Holder memuji penangkapan itu sebagai prestasi penting bagi Meksiko dan Amerika Serikat. Organisasi narkoba global Guzman adalah pemasok kokain utama AS.
Kota Chicago, Amerika Serikat, di mana kekerasan geng terkait narkoba merupakan masalah besar, telah menjuluki Guzman Public Enemy Number One. Ia adalah penjahat pertama yang mendapatkan gelar itu sejak Al Capone, gembong sindikat kejahatan legendaris pada tahun 1920-an.
Agen-agen telah membuntuti Guzman selama berminggu-minggu setelah polisi Meksiko menangkap anggota senior lain kartel narkoba Sinaloa yang ia pimpin. Sebelum menangkapnya tanpa melepas satu butir pun peluru, agen-agen percaya Guzman mampu menghindari penangkapan melalui serangkaian tempat persembunyian dan gorong-gorong pelarian.
Kartel Sinaloa selama ini berkuasa dalam perang brutal dengan kartel lain atas rute-rute penyelundupan Narkoba di Meksiko utara. Sudah hampir 80 ribu orang tewas dalam kekerasan terkait narkoba sejak awal 2000-an, termasuk kasus pembunuhan dan pemenggalan. Mantan Presiden Felipe Calderon mengerahkan tentara untuk mengadili dan menumpas kekerasan itu.
Majalah Forbes menempatkan Guzman dalam daftar orang paling berkuasa di dunia, dengan menyatakan kekayaannya lebih dari US$1 miliar. Polisi Meksiko menangkap Guzman pada 2001, tetapi ia lolos dari penjara dengan pengamanan ketat dalam truk cucian.