Tahun Depan Pemerintah Gunakan 10 Persen Biodisel

  • Iris Gera

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan pemerintah akan tingkatkan penggunaan energi alternatif untuk tekan impor BBM (foto:dok).

Pemerintah akan tingkatkan penggunaan energi alternatif untuk tekan impor bahan bakar minyak atau BBM. Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Jero Wacik.
Kepada pers di Jakarta, Jumat, Menteri ESDM, Jero Wacik mengatakan pemerintah akan terus kurangi penggunaan BBM bersubsidi. Untuk itu ditambahkan Menteri Jero Wacik pemerintah akan menggunakan biodiesel sebanyak 10 persen dari kebutuhan BBM nasional mulai tahun depan dan akan terus ditambah untuk tahun-tahun berikutnya.

“Biodiesel diperbanyak dan sudah diputuskan 10 persen tahun depan, 2014, kita sudah tender, tender untuk biodiesel agar bisa memenuhi 10 persen tahun 2014 dan berikutnya akan jadi 20 persen, ini akan menghemat kira-kira 3,5 milyar dollar impor solarnya tahun depan,” ungkap Jero Wacik.

Dalam anggaran negara 2014 pemerintah mengalokasikan Rp 328 trilyun untuk subsidi energi dan Rp 200 trilyun diantaranya untuk subsidi BBM jenis premium serta solar.

Tahun depan diperkirakan kebutuhan BBM bersubsidi mencapai 53 juta kiloliter, naik dibandingkan asumsi kebutuhan BBM bersubsidi tahun ini sekitar 47 juta kiloliter. Kenaikan kebutuhan BBM bersubsidi tahun depan karena Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan memperkirakan jumlah kendaraan bermotor terus naik dan selama tahun 2013 hingga 2014 diperkirakan terjual sebanyak 1,1 juta unit mobil serta 7,1 juta unit motor.

Sementara Indonesia membutuhkan minyak mentah sekitar 1,2 juta barrel per hari namun kemampuan produksi minyak mentah dalam negeri sebesar 870 ribu barrel per hari sehingga Indonesia harus impor sebesar 330 ribu barrel minyak mentah per hari.

Menurut Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Unggul Priyanto, upaya pemerintah menggunaan energi alternatif untuk menekan subsidi BBM merupakan langkah tepat. Bahkan menurutnya Indonesia terlambat memanfaatkan energi alternatif dibanding negara-negara lain.

“Jangan mengharapkan produksi minyak akan naik, sudah jelas nggak bisa naik-naik, turun bisa malah, bertahan saja sudah bagus, jadi sekarang kita mulai berpikirnya cari energi alternatif untuk mengganti BBM, sebetulnya nggak susah kok, lebih susah konversi minyak tanah ke LPG, itu untuk rumah tangga-rumah tangga kan nggak sederhana, ini kan cuma POM bensin dihandle sama Pertamina, sebetulnya menurut saya cuma tinggal kemauan,” kata Unggul Priyanto.

Anggota Komisi VII DPR RI, komisi yang membidangi masalah energi, Satya Widya Yudha menilai target produksi minyak mentah dalam APBN 2014 sebesar 870 ribu barrel per hari, kemungkinan sulit tercapai.

“Akan dicek nanti apakah 870 itu sudah mencantumkan potensi dari tambahan produksi yang ada di Cepu , tapi untuk mencapai dengan satu juta tentunya menjadi tujuan kita,” kata Satya Widya Yudha.

Menurut catatan Kementerian Keuangan, selain terjadi kenaikan anggaran untuk subsidi BBM jenis premium dan solar, tahun depan subsidi untuk listrik juga naik dari anggaran tahun ini sebesar Rp 89,8 trilyun menjadi Rp 98 trilyun. Sisa anggaran subsidi energi tahun depan sekitar Rp 30 trilyun dialokasikan untuk subsidi elpiji.