Taiwan Berusaha Kembangkan Industri Pesawat untuk Konter Tekanan China

Pesawat jet tempur milik Angkatan Udara Taiwan Indigenous Defence Fighter (IDF) j dalam latihan militer bersama di Pangkalan AU di Taichung, Taiwan, 13 January 2014. (Foto: dok).

Dalam usaha menghidupkan kembali industri pesawatnya, Taiwan, Selasa (7/2), mengumumkan investasi sebesar 2,1 miliar dolar untuk pembuatan jet-jet pelatih angkatan udara. Pesawat-pesawat itu akan dirancang dan diproduksi di dalam negeri untuk mengonter tekanan militer dan diplomatik China.

Presiden Tsai Ing-wen memimpin upacara peresmian proyek itu di kota Taichung. Perempuan presiden itu berharap usaha itu akan membantu meningkatkan keamanan Taiwan dan mencegah eksodus para teknisi berbakat.

Taiwan telah hampir 30 tahun meninggalkan industri pesawatnya setelah berhasil mengembangkan pesawat tempur IDF. Keputusan itu diambil setelah Taiwan kesulitan memperolah perangkat keras militer dari luar negeri untuk menunjang industri pesawatnya karena adanya tekanan dari China.

Meski Taiwan selama ini membeli jet-jet tempur dari Amerika Serikat dan Perancis, Tsai mengatakan, kegagalan untuk mengembangkan industri domestik merupakan bencana besar bagi keamanan demokrasi negara itu. Ia mengatakan, proyek itu juga akan membantu meningkatkan industri teknologi tinggi.

Untuk membantu usaha pengembangan itu, pusat riset militer Taiwan, Lembaga Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan, mendapat peningkatan anggaran senesar 21 persen tahun lalu. Perusahaan lokal Aerospace Industrial Development Corp.juga akan berpartisipasi dalam proyek itu. Pesawat baru kemungkinan akan berhasil diproduksi menjelang tahun 2020. [an/lt]