Ini adalah perjanjian perdagangan pertama yang ditandatangani Taiwan dengan anggota ASEAN, dan diharapkan akan meningkatkan hubungan perdagangan luar negerinya.
Pemerintah Taiwan pada Kamis (7/11) menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Singapura, bagian dari usaha pulau itu untuk mengurangi ketergantungan pada pasar China.
Ini adalah perjanjian perdagangan bebas pertama yang ditandatangani Taiwan dengan satu anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), dan para pejabat Taiwan berharap perjanjian itu akan memuluskan jalan bagi diversivitas hubungan perdagangan luar negerinya.
Kira-kira 40 persen dari jumlah perdagangan Taiwan adalah dengan China daratan. Kedua pihak pecah dalam perang saudara 1949 dan Beijing terus mengklaim pulau itu bagian dari wilayahnya, yang akan disatukan dengan China melalui bujukan kalau mungkin, dengan paksa kalau perlu.
Banyak warga Taiwan khawatir bahwa peningkatan ketergantungan pada pasar China daratan akan memberi China pengaruh yang kelak dapat digunakan untuk merongrong kemerdekaan de facto Taiwan.
Penanda-tanganan Kamis itu dilakukan di Singapura setelah perundingan tiga tahun antara kedua pihak. Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan perjanjian itu akan memperkuat perkembangaan Taiwan menuju sistem perdagangan terbuka, persaingan luas dan kemampuan menghadapi saingan-saingan.
Menurut perjanjian itu, Taiwan akan mengurangi bea atas sejumlah barang yang diimpornya dari Singapura. Ada juga beberapa keringanan bea atas ekspor Taiwan ke negara kota itu, tetapi status Singapura sebagai pelabuhan bebas berarti bahwa keringanan bea ini kurang signifikan dalam keseluruhan perjanjian tersebut.
Singapura adalah mitra dagang terbesar kelima Taiwan, dengan nilai perdagangan antara kedua negara pada 2012 mencapai US$28,2 milyar.
Sebelumnya, Taiwan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Selandia Baru Juli lalu.
Ini adalah perjanjian perdagangan bebas pertama yang ditandatangani Taiwan dengan satu anggota Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), dan para pejabat Taiwan berharap perjanjian itu akan memuluskan jalan bagi diversivitas hubungan perdagangan luar negerinya.
Kira-kira 40 persen dari jumlah perdagangan Taiwan adalah dengan China daratan. Kedua pihak pecah dalam perang saudara 1949 dan Beijing terus mengklaim pulau itu bagian dari wilayahnya, yang akan disatukan dengan China melalui bujukan kalau mungkin, dengan paksa kalau perlu.
Banyak warga Taiwan khawatir bahwa peningkatan ketergantungan pada pasar China daratan akan memberi China pengaruh yang kelak dapat digunakan untuk merongrong kemerdekaan de facto Taiwan.
Penanda-tanganan Kamis itu dilakukan di Singapura setelah perundingan tiga tahun antara kedua pihak. Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan perjanjian itu akan memperkuat perkembangaan Taiwan menuju sistem perdagangan terbuka, persaingan luas dan kemampuan menghadapi saingan-saingan.
Menurut perjanjian itu, Taiwan akan mengurangi bea atas sejumlah barang yang diimpornya dari Singapura. Ada juga beberapa keringanan bea atas ekspor Taiwan ke negara kota itu, tetapi status Singapura sebagai pelabuhan bebas berarti bahwa keringanan bea ini kurang signifikan dalam keseluruhan perjanjian tersebut.
Singapura adalah mitra dagang terbesar kelima Taiwan, dengan nilai perdagangan antara kedua negara pada 2012 mencapai US$28,2 milyar.
Sebelumnya, Taiwan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Selandia Baru Juli lalu.