Taiwan menduduki peringkat negara demokrasi terkuat kedelapan di dunia tahun lalu, menurut Indeks Demokrasi 2021 yang baru dari Economist Intelligence Unit (EIU). Negara itu juga terkuat kedua di Asia dan Australasia, sementara demokrasi di tempat lain terus kesulitan.
Berita itu disambut baik oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang mencuit Jumat bahwa meskipun banyak tantangan, "rakyat #Taiwan teguh dalam komitmen mereka terhadap demokrasi."
Pada 2020, Taiwan, bersama Jepang dan Korea Selatan, naik dari kategori "demokrasi yang cacat" menjadi "demokrasi penuh", kelompok yang tahun lalu hanya memiliki 21 anggota di seluruh dunia. Indeks EIU 2021, yang dirilis pada Kamis (10/2), melaporkan penurunan terburuk dalam rata-rata skor demokrasi global sejak indeks itu dibentuk pada 2006.
BACA JUGA: China Kecam Pertemuan Presiden Taiwan dan Menlu SomalilandPenurunan global mendorong Taiwan naik tiga peringkat dari posisinya pada 2020, menurut analis Taiwan EIU Nick Marro, yang membantu menyusun daftar tersebut. "Gerakan Taiwan pada 2021 sebagian besar karena perubahan di tempat lain. Skornya tidak terlalu berubah untuk Taiwan tahun lalu. Status demokrasi di Taiwan masih tetap," katanya.
Lembaga-lembaga demokrasi Taiwan juga menunjukkan ketangguhan meskipun ada campur tangan politik yang meningkat dari China, yang mengklaim kedaulatan atas pulau yang berpemerintahan sendiri itu dan terletak sekitar 160 kilometer tenggara garis pantainya. China biasanya menggunakan kampanye disinformasi, yang telah mendatangkan malapetaka di tempat-tempat seperti Amerika, imbuhnya.
Pengaruh Beijing atas media cetak tetap menjadi keprihatinan karena banyak media berita Taiwan menunjukkan bias terhadap Partai Nasionalis China yang bersahabat dengan Beijing serta China sendiri.
Kampanye disinformasi yang didukung Beijing dan menarget Taipei, naik selama wabah besar COVID-19 di pulau itu pada 2021, meskipun masyarakat madani Taiwan menanggapi dengan pemeriksaan fakta yang agresif melalui situs khusus dan akun media sosial. [ka/pp]