Taiwan Redam Spekulasi Kemungkinan Kehilanganan Satu Lagi Sekutu Pasifik

FILE - Tanda dengan bendera (dari kiri:) Tuvalu, Nauru, Taiwan, Kepulauan Marshall dan Palau sebelum upacara sumbangan masker kepada sekutu Taiwan di Pasifik, di kementerian luar negeri di Taipei, Taiwan 15 April 2020. (REUTERS/Ben Blanchard)

Para diplomat Taiwan, Selasa (23/1) mengatakan mereka yakin akan mempertahankan “ikatan yang kuat” dengan mitra utamanya, Tuvalu, seiring meningkatnya spekulasi bahwa negara kecil di Pasifik itu akan segera mengalihkan kesetiaannya ke Beijing.

Daftar negara-negara yang secara resmi mengakui Taiwan menyusut awal bulan ini, ketika Nauru tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan pulau itu dan mendukung Beijing.

Saat Tuvalu menjelang pemilu pada hari Jumat, beberapa pengamat Pasifik mempertanyakan apakah Beijing akan memaksakan perubahan serupa.

Namun Duta Besar Taiwan untuk Tuvalu Andrew Lin membantah kemungkinan tersebut, dengan mengatakan kedua sekutu tersebut menikmati “persahabatan jangka panjang” yang akan bertahan “tidak peduli siapa yang akan terpilih”.

“Saya sangat yakin bahwa kita akan mempertahankan ikatan yang kuat,” kata Lin kepada AFP melalui telepon dari ibu kota Tuvalu, Funafuti.

Perdana Menteri Tuvalu, Kausea Natano, secara luas dipandang sebagai teman setia Taiwan.

Namun ada ketidakpastian yang signifikan mengenai hasil pemungutan suara di Tuvalu dan siapa di antara 16 anggota parlemen terpilih yang akan dipilih sebagai perdana menteri.

China secara metodis merebut sekutu-sekutu Taiwan di kawasan Pasifik, meyakinkan Kepulauan Solomon dan Kiribati untuk mengalihkan pengakuan pada tahun 2019.

Beijing memberikan pukulan lebih lanjut pada bulan ini, ketika Nauru mengumumkan pihaknya “tidak lagi menjalin hubungan resmi” dengan Taiwan.

Diplomat senior Tuvalu, Bikenibeu Paeniu baru-baru ini mengatakan kepada surat kabar The Australian bahwa ada “rumor” yang tidak jelas bahwa negaranya akan segera “mengikuti” Nauru.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Taiwan Eric Chen mencoba meredam rumor tersebut pada hari Selasa, dengan mengatakan bahwa komentar Paeniu tidak mewakili posisi resmi pemerintah.

“Kementerian Luar Negeri telah memberikan perhatian penuh terhadap upaya China untuk melemahkan hubungan diplomatik kami dengan negara-negara di Pasifik Selatan,” kata Chen kepada wartawan dalam konferensi pers rutin.

“Pemerintah Tuvalu sekali lagi menekankan bahwa mereka akan memperkuat hubungan diplomatik dengan kita,” jelasnya.

Tuvalu adalah salah satu dari hanya 12 negara yang tersisa, termasuk Tahta Suci, yang sepenuhnya mengakui Taiwan. Negara ini merupakan salah satu negara yang paling rentan di dunia akibat naiknya permukaan air laut.

China mengklaim Taiwan yang demokratis dan memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayah kedaulatannya dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan kekerasan jika perlu. [ab/ns]