Taiwan pada Senin (11/11) mengatakan telah menutup penyelidikan terhadap penyeranta atau pager yang meledak di Lebanon pada bulan September lalu, dan menimbulkan dampak serius terhadap kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
Taiwan menegaskan tidak ada warga negara atau perusahaan Taiwan yang terlibat dalam insiden tersebut.
Media Israel melaporkan bahwa dalam sebuah rapat kabinet, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Ia mengatakan kepada para menteri bahwa pejabat senior pertahanan dan tokoh politik menentang peledakan penyeranta tersebut, tetapi dia tetap melanjutkan operasi tersebut.
Sumber keamanan sebelumnya mengatakan penyeranta itu membawa nama Gold Apollo, sebuah perusahaan berbasis di Taiwan, yang telah menyatakan bahwa mereka tidak memproduksi perangkat tersebut. Pemerintah Taiwan juga mengatakan bahwa penyeranta itu bukan buatan Taiwan.
BACA JUGA: Dokter Lebanon Berjuang Selamatkan Mata Korban Ledakan Perangkat KomunikasiJaksa Taipei, yang menyelidiki kasus ini, melalui sebuah pernyataan mengatakan model penyeranta AR-924 yang meledak di Lebanon diproduksi, diperdagangkan, dan dikirim oleh perusahaan bernama Frontier Group Entity di luar Taiwan. Mereka menambahkan bahwa Gold Apollo telah memberi wewenang kepada perusahaan tersebut untuk menggunakan merek Apollo.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa produsen atau individu dalam negeri menjadi kaki tangan dalam ledakan terkait, melanggar Undang-Undang Pendanaan Terorisme, atau terlibat dalam aktivitas ilegal lainnya,” kata jaksa.
“Tidak ada bukti konkret dari aktivitas kriminal yang ditemukan dalam kasus ini, juga tidak ada individu tertentu yang terlibat dalam aktivitas kriminal, setelah dilakukan investigasi menyeluruh.”
Jaksa sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menginterogasi presiden dan pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, serta seorang perempuan bernama Teresa Wu, satu-satunya pegawai dari perusahaan bernama Apollo Systems Ltd.
BACA JUGA: PBB: Ledakan Perangkat Komunikasi di Lebanon Pelanggaran Hukum InternasionalDalam pernyataan mereka, jaksa mengatakan Wu bertindak sebagai penghubung dengan Frontier, namun tidak ada bukti bahwa dia “memiliki pengetahuan sebelumnya atau berpartisipasi dalam konspirasi atau kolaborasi terkait insiden ledakan tersebut.”
Jaksa mengatakan ada beberapa informasi yang tidak mereka ketahui, termasuk identitas pasti dari karyawan Frontier yang berkomunikasi dengan Wu.
Disebutkan bahwa satu orang dipanggil "T" dan kemungkinan adalah kepala Frontier, sementara lainnya dipanggil "M" dan kemungkinan adalah direktur penjualan.
Gold Apollo mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka juga baru saja melihat pernyataan jaksa dan mereka belum bisa memberikan komentar lebih lanjut. [th/em]