Tak Ada Tanda Berakhirnya Unjuk Rasa Anti-Kremlin di Timur Jauh Rusia

Para pengunjuk rasa demo anti-Kremlin dan mendukung mantan gubernur Sergei Furgal, yang ditangkap dengan tuduhan pembunuhan, di Kota Khabarovsk, Rusia, 5 September 2020.

Aksi unjuk rasa berminggu-minggu terhadap Kremlin di Timur Jauh Rusia tidak memperlihatkan tanda akan berakhir setelah hampir dua bulan. Sekitar 10.000 orang turun ke jalan-jalan pada Sabtu (5/9) dalam salah satu gerakan terlama yang menyuarakan ketidakpuasan pada era Putin.

Meskipun lebih dipusatkan pada krisis politik provinsi di wilayah Khabarovsk, lebih dari 6.000 km sebelah timur Moskow, demonstrasi juga menyuarakan dukungan pada Alexei Navalny yang diduga diracun dan pada protes-protes oposisi di Belarusia.

Para warga Khabarovsk mulai mengadakan aksi unjuk rasa mingguan setelah ditahannya Sergei Furgal pada 9 Juli. Furgal adalah gubernur yang populer di wilayah itu, yang didakwa melakukan pembunuhan, sesuatu yang dibantahnya. Para pendukungnya mengatakan penahanan itu bermotif politik.

Demonstrasi-demonstrasi di Khabarovsk merupakan salah satu ekspresi ketidakpuasan terlama terhadap Kremlin, di luar Moskow, selama 21 tahun kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

Seorang demonstran pada Minggu (6/9) membawa sebuah plakat yang menuduh Putin "datang ke Furgal dengan borgol, mendatangi Navalny dengan racun." Navalny, seorang aktivis anti-korupsi, dirawat di rumah sakit di Jerman. Para petugas medik disana mengatakan Navalny diracun dengan sebuah agen saraf di Rusia.

Moskow mengatakan tidak ada bukti bahwa Navalny diracun.

Sebagian demonstran di Khabarovsk membawa bendera merah dan putih yang digunakan para demonstran di Belarusia untuk menyuarakan oposisi mereka terhadap pemimpin Alexander Lukashenko yang didukung Moskow. [vm/ft]