Tak Banyak Dukungan bagi Konferensi Perdamaian Usulan AS di Bahrain

Penasihat dan menantu Trump, Jared Kushner, berbicara pada konferensi perdamaian "Peace to Prosperity" di Manama, Bahrain, 25 Juni 2019 lalu.

Konferensi yang diprakarsai Amerika di Bahrain adalah untuk menunjukkan manfaat ekonomi yang bisa dihasilkan perdamaian Timur Tengah. Dipelopori oleh penasihat dan menantu Presiden Trump, Jared Kushner, konferensi mengusulkan penggalangan dana internasional untuk mengangkat perekonomian Tepi Barat, Gaza dan negara-negara Arab sekitarnya.

Komentator Amerika Nicolle Nikpour memuji pemerintahan Trump melakukan upaya yang mulia untuk membantu bangsa Palestina dengan rencana baru itu, sebab katanya, bangsa Palestina tidak mendapat perhatian yang secukupnya dari pimpinan mereka.

Namun analis politik Yordania, Labib Kamhawi berpendapat konferensi di Bahrain itu tidak secara objektif menangani kepentingan bangsa Palestina yang dapat memecahkan krisis yang sudah lama.

BACA JUGA: Dubes Palestina: Konferensi Perdamaian di Manama Tak Selesaikan Masalah

Kamhawi mengatakan, "Yang kita saksikan sekarang ini adalah upaya untuk menutup arsip Palestina di bawah judul ‘deal of the century’. Bukan mengatasi masalah bangsa Palestina. Ada perbedaan besar antara menutup arsip dan mengatasi masalah. Semua orang harus membantu bangsa Palestina tetap teguh dan berbulat tekad menolak ‘deal of the century’ baik aspek politik maupun aspek ekonominya."

Analis juga menunjuk pada rencana yang disebut ‘perdamaian menuju kemakmuran” yang tidak menyinggung pendudukan Israel atas Tepi Barat dan blokadenya terhadap Gaza. Laporan PBB tahun 2016 mendapati ekonomi Palestina dapat meningkat dua kali jika pendudukan Israel itu diakhiri.

Sebagaimana ditunjukkan oleh konferensi Bahrain hanya dua negara Arab mitra perdamaian Israel yang hadir yaitu Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.

Dan keduanya mengukuhkan lagi dukungan mereka kepada presiden Palestina Mahmoud Abbas dan solusi dua negara sebagai basis tiap perjanjian damai sejati.

Tidak jelas apakah usul tadi akan membatalkan solusi dua negara yang didukung PBB dan sebagian besar negara dan berbentuk pembentukan negara Palestina di sisi Israel.

Pimpinan Palestina tidak mau hadir di Bahrain dan menolak rencana itu dengan alasan rencana yang tidak punya visi politik itu pasti gagal. Otoritas Palestina juga menangkap seorang pebisnis Palestina karena menghadiri konferensi, namun ia kemudian dibebaskan. (al/jm)