CEO Air France Frederic Gagey mengatakan peralatan itu tidak membahayakan para penumpang dan merupakan sebuah “alarm palsu.”
Pesawat Boeing 777 itu sedang menuju Paris dari Mauritius sewaktu seorang penumpang melihat suatu benda yang mirip stopwatch dipasang pada sebuah kotak.
Penumpang itu melaporkan tentang perangkat tersebut ke awak penerbangan yang kemudian memberitahu pilot.
Pesawat itu kemudian melakukan pendaratan darurat di sebuah bandara di kota Mombasa, Kenya. Seluruh 459 penumpang dan 14 awaknya dievakuasi dengan selamat.
Polisi Kenya mengatakan enam penumpang diinterogasi terkait insiden itu, termasuk lelaki yang melaporkan tentang paket tersebut.
Menurut para pejabat, perangkat itu telah disingkirkan dan tidak ditemukan adanya bahan peledak.
Air France menyatakan akan menerbangkan kembali para penumpang ke Perancis.
Dua penerbangan Air France dari Amerika menuju Paris dialihkan bulan lalu setelah diterimanya ancaman-ancaman bom. Tidak ada bom yang ditemukan di pesawat-pesawat dari Los Angeles dan Washington DC itu. [uh]