Taliban pada Sabtu (9/1) memperingatkan bahwa sikap Presiden Afghanisfan Ashraf Ghani untuk tetap menjabat hingga akhir periode, berdampak buruk pada perundingan perdamaian yang bertujuan meraih kesepakatan untuk mengakhiri perang di Afghanistan yang telah berlangsung empat dekade.
Peringatan kelompok pemberontak itu disampaikan pada hari ketika para pemimpinnya mengadakan diskusi baru di Qatar dengan perwakilan pemerintahan Ghani untuk mengembangkan "agenda gabungan" perundingan intra-Afghanistan.
Perundingan antara kedua pihak yang bertikai di Afghanistan itu telah menimbulkan spekulasi media bahwa Ghani mungkin harus menyerahkan kekuasaan untuk memungkinkan sebuah pemerintahan sementara mengawasi proses perdamaian.
Tapi presiden Afghanistan telah berulangkali bertekad pekan ini bahwa dia secara hukum hanya bisa menyerahkan kekuasaan kepada "penerusnya yang terpilih."
“Kepresidenan ini bukan milik saya, jabatan ini milik bangsa Afghanistan, sistem ini memiliki martabat, kalian semua memilih saya," kata Ghani dalam sebuah perkumpulan publik di Provinsi Nangarhar Rabu (6/1).
“Tujuan dasar saya adalah menyerahkan kekuasaan, lewat kehendak rakyat, kepada penerus yang terpilih," katanya kepada CNN dalam wawancara yang disiarkan Jumat (8/1).
Taliban berkomentar sikap Ghani yang bertekad tetap berkuasa bisa menghambat perundingan "solusi damai" atas perang di Afghanistan yang telah berlangsung lama. [vm/ft]