Taliban Desak Ulama Boikot Pertemuan “Anti-Jihad”

Para pemilik toko Afghanistan berupaya menyelamatkan sisa-sisa barang dagangan dari toko-toko yang terbakar setelah serangan Taliban ke Kota Ghazni, Afghanistan, 14 Agustus 2018.

Taliban mengecam Afghanistan dan Pakistan karena berencana menggelar sebuah konferensi bilateral besar di kalangan cendekiawan agama dalam rangka mengupayakan agar pemberontakan Afghanistan dinyatakan sebagai tidak Islami.

Sebuah delegasi Afghanistan, terdiri dari pejabat dan ulama, saat ini sedang melawat ke Islamabad dan melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan mereka dari Pakistan guna mempersiapkan agenda bagi konferensi para ulama.

Deputi ketua dari Dewan Perdamaian Tinggi yang dibentuk pemerintah, Atta-ur-Rehman Saleem, memimpin delegasi Afghanistan itu.

Pembahasan dimulai pada Jumat (28/9) dan dilanjutkan pada Sabtu (29/9), tetapi kedua belah pihak tidak memberi rincian apa-apa.

“Kedua pihak sepakat untuk tidak berbicara kepada pers,” demikian kata seorang pejabat senior yang tidak mau disebutkan namanya.

“Taliban menyerukan agar para cendekiawan agama di Afghanistan dan Pakistan tidak menghadiri pertemuan dan jadi korban persekongkolan Amerika serta menjauhkan diri dari bekerja sama dengan pihak Amerika,” demikian bunyi pernyataan Taliban yang dirilis pada Sabtu.

Taliban menuduh Amerika mendalangi pertemuan ulama ini dalam rangka membangun oposisi terhadap upaya jihad Taliban atau perang suci terhadap pendudukan pihak asing di negara mereka. [jm]