Taliban, pada hari Senin (17/2) tampaknya yakin akan menandatangani kesepakatan perdamaian dengan AS menjelang akhir bulan ini di hadapan para penjamin internasional untuk mengakhiri perang di Afghanistan yang telah berlangsung 18 tahun.
Seorang pemimpin kelompok pemberontak itu mengatakan kepada sebuah kantor berita pro-Taliban, kedua pihak sama-sama memutuskan untuk melangsungkan upacara penandatanganan di Doha, ibukota Qatar, yang telah selama 18 bulan menjadi tuan rumah perundingan AS-Taliban.
Abdul Salam Hanafi, anggota tim perunding Taliban dan kantor politiknya di Doha, tidak memberikan tanggal pasti, namun sumber-sumber di kelompok itu sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan ditandatangani pada 29 Februari.
BACA JUGA: AS: Jadwal Gencatan Sementara Afghanistan Belum DitentukanHanafi mengatakan, perwakilan-perwakilan dari negara-negara tetangga Afghanistan, Dewan Keamanan PBB, negara-negara Islam dan Uni Eropa akan termasuk dalam daftar yang diundang untuk menyaksikan upacara itu.
Segera setelah kesepakatan ditandatangani, katanya, pemerintah Amerika dan Afghanistan akan membebaskan 5.000 pemberontak Taliban yang ditahan, dan Taliban juga akan membebaskan sekitar 1.000 orang dari penjaranya.
Meski demikian, Washington menegaskan, pihaknya hanya akan melanjutkan kesepakatan perdamaian itu jika perjanjian gencatan senjata tujuh hari yang disepakati bersama sebelumnya berhasil diimplementasikan di Afghanistan. [ab/uh]