Berbulan-bulan setelah melarang perempuan Afghanistan bekerja untuk PBB dan lembaga-lembaga bantuan, otoritas Taliban mengatakan kepada pekerja bantuan bahwa pedoman baru yang memungkinkan perempuan kembali bekerja dalam kemanusiaan, hampir selesai.
“Pimpinan Taliban di Kandahar mengatakan 'pedoman' yang akan memungkinkan perempuan kembali bekerja & anak perempuan kembali ke sekolah 'hampir selesai,'” kata Jon Egeland, Sekjen Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), dalam cuitan Rabu (24/5) setelah bertemu pejabat Taliban di kubu mereka di Afghanistan selatan.
Taliban belum mengatakan kapan aturan baru itu akan berlaku. Juga belum jelas apakah pedoman baru itu akan mengizinkan perempuan kembali bekerja dalam pelayanan publik.
BACA JUGA: Sekjen PBB Kecam Taliban Terkait "Serangan Sistemis" terhadap Hak-hak Perempuan AfghanistanMenurut seorang pejabat Taliban yang bertemu Egeland, lembaga bantuan harus memperluas operasi mereka karena “korupsi dan ketidakamanan telah sepenuhnya dihentikan” di Afghanistan.
Begitu merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban memecat hampir semua perempuan pegawai pemerintah kecuali dalam sektor kesehatan dan pendidikan. Tidak ada perempuan yang bertugas dalam kabinet sementara Taliban.
Taliban juga telah hampir dua tahun menutup sekolah menengah untuk anak perempuan, dengan dalih sementara dan akan dicabut setelah pedoman baru selesai.
Sampai pedoman baru diumumkan, sebagian perempuan pekerja bantuan bisa kembali bekerja berdasarkan solusi sementara. Sejak perempuan dilarang bekerja, NRC menurunkan aktivitasnya di Afghanistan hingga 40 persen, kata Egeland. [ka/lt]