Pemimpin baru Taliban menyerukan agar Amerika Serikat mengakhiri “pendudukannya” di Afghanistan, dengan mengatakan pemberontakan Islamis bertekad kuat untuk “menyelamatkan” negara itu dari cengkeraman pendudukan dan perbuatan jahat kaum kafir.
Mullah Hibatullah Akhundzada mengatakan demikian hari Sabtu (2/7), menjelang perayaan hari raya Idul Fitri, pada akhir bulan suci Ramadan.
“Kamu tidak akan dapat menggagalkan tekad perjuangan jihad kami, dengan memperpanjang kehadiran tentara kamu atau peningkatan kekuatan aturan pertempuran di Afghanistan,” katanya.
“Kamu menghadapi bukan satu kelompok atau faksi tetapi satu bangsa. Kamu tidak akan menang, insya Allah. Jadi, masuk akal kalau kamu membuat kebijakan yang wajar untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan penggunaan kekuatan,” kata pemimpin Taliban itu.
Hibatullah memimpin kelompok pemberontak itu hanya beberapa hari setelah serangan pesawat tak berawak Amerika tanggal 21 Mei menewaskan pemimpin Taliban Mullah Akthar Mansoor di negara tetangga, Pakistan.
Di bawah pemimpin baru, pemberontakan Islamis itu telah meningkatkan serangan medan tempur dan pemboman bunuh-diri terhadap para pejabat dan pasukan keamanan pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang didukung Amerika.
Serangan demikian yang terbaru terjadi di Kabul hari Rabu (29/6) ketika dua serangan bunuh diri bom mobil terhadap konvoi polisi menewaskan hampir 40 orang calon polisi dan polisi, dan melukai puluhan lainnya. Para pejabat Amerika telah memperkirakan lebih banyak serangan di Afghanistan sejak transisi kepemimpinan Taliban. [gp]