Tanah Longsor di Afghanistan, 25 Tewas

Kawasan yang berselimut salju di desa Keraman di distrik Dara, provinsi Panjshir, 19 Februari 2024. Tanah longsor yang disebabkan oleh hujan salju lebat dilaporkan telah menewaskan 25 orang dan melukai delapan lainnya di provinsi Nuristan, Afghanistan timur. (AFP)

Bencana tanah longsor yang disebabkan longsoran salju besar telah menewaskan 25 orang dan delapan lainnya luka-luka. Bencana ini terjadi di provinsi Nuristan, wilayah Afghanistan timur. Juru bicara Kementerian Manajemen Bencana menyatakan itu pada Senin (19/2).

Tanah, salju dan reruntuhan menyapu desa Nakre di lembah Tatin, provinsi Nuristan sepanjang malam pada Minggu.
“Sebagai dampak tanah longsor ini, sekitar 25 orang telah tewas dan delapan luka-luka,” kata Janan Sayeq, juru bicara lembaga ini dalam sebuah rekaman video yang dibagikan kepada media.

Sayeq juga mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

Provinsi Nuristan, yang berbatasan dengan Pakistan, sebagian besar wilayahnya tertutup hutan pegunungan dan tersambung dengan ujung selatan pegunungan Hindu Kush.

Pejabat provinsi mengatakan, salju juga telah menghambat upaya penyelamatan.

“Karena mendung dan hujan, helikopter tidak dapat mendarat di Nuristan,” kata Mohammad Nabi Adel, kepala dinas pekerjaan umum di provinsi tersebut.

Adel mengatakan, salju telah menutup salah satu jalur utama menuju provinsi tersebut, yang membuat “operasi penyelamatan menjadi sulit”.

Desa Keraman di distrik Dara, provinsi Panjshir berselimut salju, 19 Februari 2024. Tanah longsor yang dipicu oleh hujan salju lebat dilaporkan telah menewaskan 25 orang dan melukai delapan lainnya di provinsi Nuristan, Afghanistan timur. (AFP)

Sekitar 20 rumah rusak atau hancur, kata kepala dinas informasi dan kebudayaan provinsi tersebut, Jamiullah Hashimi kepada AFP. “Saat ini masih turun salju. Upaya penyelamatan sedang berlangsung dan korban meninggal mungkin bertambah,” kata dia.

Turunnya salju tahun ini tertunda di mayoritas wilayah Afghanistan, yang terbiasa dengan musim dingin yang keras.

Telah berada pada tahun ketiga kekeringan, Afghanistan adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim, menurut PBB.
Para pejabat mengatakan, ada lebih sedikit salju yang turun di Nuristan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun ini salju yang turun hanya sedikit dan itu tidak berlangsung lama,” ujar Adel.

Curah hujan yang luar biasa rendah di negara yang sangat bergantung pada pertanian ini, telah memaksa banyak petani untuk menunda menanam tanaman mereka.

Afghanistan adalah salah satu negara paling miskin di dunia, terkoyak oleh perang selama beberapa dekade, rawan terhadap bencana alam dan rentan terhadap cuaca ekstrim yang kadang dikaitkan dengan perubahan iklim.

Negara di Asia Selatan ini sebelumnya pernah menerima bantuan kemanusiaan setelah pendudukan AS di sana, tetapi pendanaan ke Afghanistan telah anjlok sejak Taliban kembali berkuasa pada pertengahan 2021, sebagian karena pembatasan yang diterapkan pemerintah ini pada perempuan.[ns/lt]