Tanggapan Obama atas Penembakan Polisi Dituduh 'Memecah Belah'

Konvensi Partai Republik di Cleveland, Ohio dipusatkan pada penegakan hukum bertema “Make America Safe Again” (18/7).

Joice Heffron, wakil partai Republik dari negara bagian Minnesota dan ibu seorang petugas polisi, ingin mengetahui mengapa Presiden Barack Obama belum mendukung polisi.

Beberapa jam setelah tiga orang petugas polisi tewas di Baton Rouge, Louisiana, delegasi partai Republik tiba di Cleveland, Ohio, untuk menghadiri malam pertama konvensi nominasi mereka yang dipusatkan pada penegakan hukum bertema “Make America Safe Again”.

Seperti delegasi partai lainnya, Heffron berpendapat bahwa Obama telah menyulut ketegangan dengan menyatakan simpati kepada gerakan Black Lives Matter, kelompok protes yang muncul karena serangkaian penembakan oleh polisi yang tertangkap oleh kamera terhadap warga kulit hitam. .

“Dengan terjadinya penembakan terhadap polisi sebagai pembalasan , mereka minta supaya Gedung Putih menyatakan dukungan bagi polisi dengan menyorot Gedung Putih dengan lampu berwarna biru,” ucap Heffron.

“Mereka telah melakukannya untuk kelompok LGBT. Mereka telah melakukannya untuk penyuluhan kanker payudara. Tapi mengapa dia tidak melakukannya untuk menghormati petugas polisi?,” kecamnya.

Walaupun Obama belum memerintahkan supaya Gedung Putih diterangi dengan warna biru – warna seragam kepolisian – dia telah berbicara panjang menentang pembunuhan angggota polisi, termasuk kunjungan pribadi pada upacara pemakanan lima petugas yang tertembak di Dallas. Tetapi, beberapa petugas dan pendukung mereka mengatakan, dengan menyatakan simpati , kepada keluarga pemuda kulit hitam yang mereka bunuh atau dianiaya oleh polisi, Obama telah mendorong sentimen anti-polisi.

Donald Trump, calon tunggal partai Republik , secara tegas berpihak kepada polisi, dan berjanji bahwa apabila terpilih dia akan menjadi presiden yang sungguh-sungguh menjalankan peraturan hukum.

Tema tersebut mendominasi pidato para pembicara dalam konvensi hari Senin (18/7), ketika mereka menggaris-bawahi perlunya mencegah serangan atas polisi di masa mendatang.

“Banyak orang Amerika semakin gelisah tentang keamanan mereka,” ucap David A. Clarke, kepala polisi Milwaukee County , dalam pidatonya.

“Apa yang kita saksikan di Ferguson, Dallas dan Barton Rouge adalah ambruknya tatanan masyarakat yang beradab .”

Dalam pesan Tweeter sebelumnya, Clarke menghubungkan gerakan Black Lives Matter dengan Islamic State atau ISIS, ke-kalifahan yang mereka dirikan di Syria dan Irak. Clarke mengatakan gerakan protes itu, yang dipicu oleh munculnya video yang menunjukkan orang-orang kulit hitam dibunuh dalam konfrontasi dengan poilisi, hanya akan menimbulkan reaksi anarkis, tetapi Donald Trump tahu bagaimana membuat negara ini aman.

Tidak seperti dalam lingkungan kota besar seperti Cleveland, dimana pesan para pengunjuk rasa warga kulit hitam sering bergema, tidak banyak simpati untuk kelompok Black Lives Matter dalam konvensi Partai Republik. Banyak delegasi menempelkan pita biru pada tanda pengenal mereka untuk mengenang petugas polisi yang tewas, dan mereka berharap Trump, apabila terpilih nanti, akan meredakan kegelisahan yang muncul karena pembunuhan-pembunuhan anggota polisi. [ii]