Israel, Selasa (12/11), menarget dua panglima senior kelompok militan Palestina “Jihad Islam,” menewaskan salah seorang diantaranya di Jalur Gaza dan kehilangan target kedua di Suriah. Langkah Israel ini merupakan bagian dari peningkatan pertempuran melawan Iran dan proksi-proksinya di seluruh kawasan itu.
Kematian Bahaa Abu Al Atta dan istrinya memicu pertempuran terburuk dalam beberapa bulan ini antara Israel dan “Jihad Islam” – kelompok militan yang didukung Iran, yang dinilai lebih keras dibanding Hamas. Bahaa dan istrinya meninggal ketika sedang tidur di rumah mereka di bagian timur Gaza.
Militan-militan Gaza membalas serangan itu dengan menembakkan sejumlah roket ke Israel sepanjang Selasa (12/11)ini, sebagian diantaranya mencapai Tel Aviv. Israel menanggapi hal itu dengan serangkaian serangan udara terhadap target-target “Jihad Islam.” Sedikitnya delapan orang tewas, termasuk tujuh militan.
“Salah jika siapa pun mengira dapat melukai warga kami dan menghindari pembalasan kami,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi keamanan di markas militer Israel di Tel Aviv.
Netanyahu menggambarkan Abu Al Atta sebagai “bom waktu’’ dan “penghasut utama terorisme” dari Gaza, yang bertanggung jawab atas banyak serangan roket terhadap Israel dan sedang merencanakan banyak lainnya.
Ditambahkannya, pembunuhan Abu Al Atta itu sudah disetujui sepuluh hari sebelumnya, dan bahwa Israel menanti “kondisi optimal” membunuhnya, dengan tetap meminimalisir jatuhnya korban warga sipil. Ia mengatakan Israel tidak tertarik untuk meningkatkan situasi itu, tetapi mengingatkan “ini dapat memakan waktu.” [em/pp]